Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Manusia Tekstual

17 Agustus 2021   07:29 Diperbarui: 17 Agustus 2021   07:41 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada lagi area demokratis untuk membebaskan teks. Dengan itu penguasa selalu khawatir akan kehadiran sebuah teks.

Ketika teks diartikulasikan dalam tampilan mural, dengan berbagai aspek semiotiknya. Lantas karya teks tersebut di ekspose ke tengah publik, serta di eskalasi melalui instrumen media, maka sensor menjadi jawaban yang dilakukan.

Keteraturan dan ketertiban berbicara untuk mencegah gangguan bagi kepentingan kuasa.

Dalam demokrasi, teks harus diperbincangkan. Sebuah ruang dialogis harus terus dibuka. Bila teritori publik hanya berisi propaganda pemujaan, maka hal itu sejatinya berupaya untuk menjauhkan diri dari realitas yang sesungguhnya.

Kesadaran palsu tengah diinjeksi secara monolog melalui para demagog.

Perangkat tindakan komunikasi, membutuhkan dimensi kesetaraan, dengan prinsip demokrasi: kebenaran, kejujuran dan partisipasi.

Manusia selalu bergelut dengan teks, perbenturan antar teks menciptakan ruang konflik, membutuhkan upaya negosiasi, yang dapat berujung pada resolusi.

Suatu teks berkaitan dengan rentetan teks lain, menjadi sebuah intertekstualitas. Terjadi kesinambungan makna, ketidakterputusan dalam kerangka perbaharuan.

Hal tersebut menyoal genoteks sebagai makna terdahulu, dan relasinya pada fenoteks makna saat ini.

Teks bersifat lentur dan tidak rigid. Fleksibilitas teks merentang sesuai dengan persepsi penafsir. Sebuah teks dapat berubah, berkurang maupun bertambah sesuai arus kesepahaman bersama.

Begitu hasil kajian, Des Hanafi, Semiotika Tubuh Perempuan, 2021, yang melihat perubahan konstruksi teks pada imaji tubuh perempuan pada panil relief Candi Borobudur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun