Dalam kajian Rolf, hal yang sepatutnya dibangun adalah kemampuan literasi publik dalam menyeleksi serta mencerna informasi. Bila kemudian hal itu menjadi bagian tersulit, maka saran Rolf sederhana, stop membaca berita.
Meski anjuran Rolf relatif hiperbolik, titik moderasi yang dapat dilakukan adalah diet konsumsi berita. Tidak tepat bila mengandaikan publik didikte oleh informasi dalam sebuah berita, karena sesungguhnya publik memiliki kemampuan untuk menentukan sikapnya secara bebas.
Media memiliki tugas untuk menyampaikan fakta yang akurat, berdasarkan etika jurnalistik, berpegang pada kebenaran, dengan itu media mainstream memiliki keunggulan dibandingkan media sosial yang mengakomodasi sifat anonim.
Sekali lagi peran media adalah mencerahkan publik, karena itu bijak dalam memilih sumber media menjadi pijakan awal, sebelum mencerna isi berita yang disampaikan.Â
Pilih dan pilah media berkualitas merupakan bagian dari kecerdasan bermedia. Selebihnya akan bergantung pada kemampuan atas rasionalitas publik untuk mengurai serta memahami isi berita.Â
Meningkatkan literasi publik menjadi lebih bijak dibanding anjuran untuk stop membaca berita. Ketakutan tidak bisa dihadapi dengan mata terpejam, justru membutuhkan mata yang terbuka untuk melihat semua kemungkinan tersisa.