Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Vaksin: Kepemimpinan, Pengetahuan, dan Batas Rasionalitas

26 Januari 2021   08:34 Diperbarui: 26 Januari 2021   08:52 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

SEJUTA. Jumlah populasi kasus Covid-19 diperkirakan akan menembus angka satu juta kejadian infeksi secara kumulatif. Sebuah angka yang tidak terbayangkan di Maret 2020. Laju penambahan kasus relatif konstan puluhan ribu perhari.

Apa hal penting dalam memaknai angka sejuta kasus tersebut? Lantas bagaimana korelasi yang harus dibentuk dalam mengatasi pandemi? Seperti apa publik dan sistem kesehatan nasional kita berhadapan dengan reli panjang dan marathon berhadapan melawan Covid-19?

Pada banyak pemberitaan, sudah mulai dikabarkan ancaman tanda bahaya atas sinyal kolaps institusi pelayanan kesehatan. Tingkat kedatangan pasien Covid-19 seolah tidak terbendung. Strategi pembatasan dengan istilah baru Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat -PPKM dari sebelumnya Pembatasan Sosial Berskala Besar -PSBB, tampak bersalin rupa dengan substansi relatif tipikal.

Disisi lain, program vaksinasi Covid-19 sudah dimulai secara terbatas berhadapan dengan kapasitas jumlah vaksin yang tersedia dan waktu pelaksanaan ke seluruh target sasaran untuk membentuk kekebalan komunitas -herd immunity. Vaksinasi juga berhadapan dengan berbagai gangguan hoax.

Hal itu terlihat dari cermatan linimasa media sosial Twitter, yang di capture melalui academic.droneemprit.id dengan topik vaksin Covid-19, dalam rentang 18-25 Januari terdapat 30.2 ribu percakapan, dengan voice netral 55 persen, disusul sentimen negatif 38 persen dan yang positif sebanyak 7 persen sisanya.

Berkaca pada temuan tools drone emprit, kita melihat bahwa publik masih berada dalam arus dominan menunggu alias wait and see dengan respon netral. Sementara itu, suara dukungan terlihat dalam volume terbatas dan kecil. Sebaliknya sentimen negatif secara cukup kuat membentuk opini publik, mengindikasikan bahwa harus terdapat upaya yang adekuat untuk meluruskan bias informasi bahkan hoax.

Hari Jadi Setahun

Bagaimana kesimpulan yang bisa dikonstruksi melalui data-data tersebut di atas? Pertama: indikasi kasus Covid-19 menuju sejuta harus dilihat tidak hanya sebagai angka statistik, tetapi menjadi representasi manusia dan rasa kesakitan terdapat aspek kemanusiaan di dalamnya.

Kedua: dengan laju penularan yang konsisten masih relatif tinggi, maka perlu upaya dua arah untuk meredam kasus. PKKM atau dalam konteks sederhana karantina harus menjadi komitmen bersama. Peran serta publik mengerjakan 3M -memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dalam langkah pencegahan, perlu dibarengi dengan upaya serius kekuasaan melaksanakan 3T -testing, tracing, treatment sebagai penanganan.

Ketiga: pandemi yang menyita tenaga bukan adu lari cepat -sprint, lintasan yang dilewati adalah lari jarak panjang -marathon bahkan bisa estafet bila tidak juga mampu secara bersama dituntaskan, karena itu butuh stamina. Ketahanan sektor dan sistem kesehatan menjadi tumpuan yang perlu dibenahi secara menyeluruh secara paralel.

Keempat: vaksin dan vaksinasi sebagai sebuah metode ilmiah yang merupakan hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan modern perlu didorong untuk mendukung secara paripurna penuntasan pandemi, disertai dengan perubahan perilaku secara disiplin atas 3M dan 3T. Dengan begitu strategi komunikasi dan persuasi perlu dikembangkan sekaligus digencarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun