Mohon tunggu...
Yudha P Sunandar
Yudha P Sunandar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Jurnalisme dan Teknologi

Lahir, besar, dan tinggal di Bandung. Senang mendengarkan cerita dan menuliskannya. Ngeblog di yudhaps.home.blog.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Hidup Bermanfaat dari Stephen Hawking

21 Maret 2018   16:00 Diperbarui: 21 Maret 2018   16:10 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stephen Hawking muda. (Foto: quantamagazine.org)

Dalam masyarakat Indonesia, kita mengenal istilah Sehat wal Afiat. Afiat sendiri merujuk kepada sesuatu yang berguna dan bermanfaat. Sehat wal Afiat sendiri lebih kurang berarti, "Sehat dan bermanfaat". Meskipun demikian, banyak orang sehat yang justru tidak bermanfaat, dan banyak orang sakit justru bermanfaat.

Stephen Hawking termasuk orang-orang yang tidak sehat, tetapi memiliki manfaat yang luas. Tanpa mampu mengangkat pena, dia berhasil memecahkan misteri lubang hitam serta menjelaskan hubungan dua teori yang selama ini saling bertabrakan. Buku-buku Stephen Hawking juga banyak mencerahkan manusia awam tentang cara alam semesta terbentuk. "Laboratoriumnya terdapat dalam pikirannya, perangkat saintifiknya adalah matematika," tulis James Gallagher dalam BBC, ketika menulis tentang Stephen Hawking.

Bagi para difabel, Stephen Hawking merupakan nabi yang memberikan pencerahan tentang hidup yang lebih bermakna dan bermanfaat. Stephen Hawking mampu menunjukkan bahwa disabilitas bukan berarti ketidakmampuan. "Para penyadang disabilitas dapat meraih segala yang ditentukan dalam pikirannya," tulis pengguna Twitter dengan akun @NyleDiMarco, seperti dikutip oleh BBC. "Seorang jenius yang tidak pernah membiarkan disabilitasnya menghentikan dia untuk meraih sesuatu yang tidak terpikirkan," seorang yang duduk di kursi roda menulis di akun Twitter @henryfraser0.

Secara pribadi, Marika Taylor, seseorang yang pernah menjadi mahasiswa Stephen Hawking, menyebutkan bahwa Stephen Hawking merupakan contoh guru yang luar biasa. Meskipun hanya mampu berkomunikasi melalui Equalizer, Stephen selalu menstimulasi dan mendorong mahasiswanya untuk selalu kreatif dan merdeka.

"Tidak pernah menyerah merupakan hal utama yang Hawking ajarkan kepada saya," tulis Marika di The Conversation. Bagi Marika, Hawking selalu mengingatkan untuk selalu melihat masalah dari arah yang berbeda, meraih masalah yang paling sulit, dan mencari jalan untuk menyelesaikan masalah tersebut. "Hal (pelajaran) ini sangat penting bagi seorang peneliti, tetapi juga dalam kehidupan lainnya," simpul Marika.

Marika sendiri akan sangat merindukan sosok humoris Stephen Hawking. Dan, hal yang paling akan dia rindukan adalah inspirasi ketika berada di sekeliling Stephen Hawking. Barangkali, rindu ini akan inspirasi ini juga yang akan saya, Anda, dan kita semua rasakan sepeninggalan dia. Inspirasi tentang membangun hidup yang lebih bermanfaat, apa pun kondisi kita.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun