Mohon tunggu...
Yudaningsih
Yudaningsih Mohon Tunggu... Pemerhati Bidang Sosial Budaya, Pendidikan, Politik dan Keterbukaan Informasi Publik

Akademisi dan aktivis keterbukaan informasi publik. Tenaga Ahli Komisi Informasi (KI) Prov Jabar, mantan Komisioner KPU Kab Bandung dan KI Prov Jabar. Alumni IAIN Bandung dan S2 IKom Unpad ini juga seorang mediator bersertifikat, legal drafter dan penulis di media lokal dan nasional. Aktif di ICMI, Muhammadiyah, dan 'Aisyiyah Jabar. Aktifis Persma "Suaka" 1993-1999. Kini sedang menempuh S3 SAA Prodi Media dan Agama di UIN SGD Bandung. Menulis sebagai bentuk advokasi literasi kritis terhadap amnesia sosial, kontrol publik, dan komitmen terhadap transparansi, partisipasi publik, dan demokrasi yang substantif.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dari Cibubur untuk Dunia: 15 Ribu Pramuka Muslim Deklarasikan Perdamaian Global di WMSJ 2025

10 September 2025   19:00 Diperbarui: 10 September 2025   19:06 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Malam pembukaan WMSJ 2025 diakhiri dengan gema bedug (Sumber:Dok Panitia WMSJ 2025)

Di bawah langit Jakarta Timur yang mulai meredup, gema doa dan semangat persaudaraan terdengar hingga ke ufuk timur. Malam itu, di Bumi Perkemahan Cibubur, lebih dari 15 ribu pramuka Muslim dari 16 negara bersatu bukan hanya dalam permainan atau latihan kepanduan, tetapi dalam sebuah ikrar perdamaian dunia yang menyentuh hati.

Selasa, 9 September 2025, menjadi saksi sejarah bagi dunia kepramukaan dan umat Muslim internasional. World Muslim Scout Jamboree (WMSJ) 2025 secara resmi dibuka dengan prosesi yang sarat makna: doa bersama lintas tokoh, penandatanganan petisi perdamaian, serta ikrar kolektif untuk menjadikan pramuka Muslim sebagai agen perdamaian global.

KH Hasan Abdullah Sahal saat memberikan sambutan di event WMSJ 2025 ((Sumber:Dok Panitia WMSJ 2025)
KH Hasan Abdullah Sahal saat memberikan sambutan di event WMSJ 2025 ((Sumber:Dok Panitia WMSJ 2025)

Ketua Panitia WMSJ 2025, Kak Aditya Warman, menegaskan makna simbolis momen ini. "Doa bersama ini menjadi simbol persatuan antara ulama dan umara. Kami ingin menunjukkan kepada dunia bahwa jambore pramuka Muslim ini membawa misi perdamaian global," ujarnya.

Tidak hanya peserta pramuka dan pembina dari Indonesia, pertemuan ini juga dihadiri oleh tokoh nasional, antara lain Ketua MPR RI Ahmad Muzani, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, dan para Pimpinan Pondok Modern Gontor seperti KH Hasan Abdullah Sahal, KH Amal Fathullah Zarkasyi, KH Akrim Mariya, serta KH Hamid Fahmi Zarkasyi. Kehadiran mereka menegaskan bahwa pesan perdamaian yang lahir dari Cibubur malam itu bukan sekadar suara pramuka, melainkan suara bangsa yang lahir dari Bumi Darussalam Gontor.

Menjelang pembukaan WMSJ 2025 (Sumber:Dok Panitia WMSJ 2025)
Menjelang pembukaan WMSJ 2025 (Sumber:Dok Panitia WMSJ 2025)

Aditya menambahkan bahwa kekuatan misi perdamaian WMSJ terletak pada keberagaman peserta. Dengan 15.333 peserta dari 16 negara, masing-masing membawa nilai-nilai persaudaraan dan kedamaian untuk dibawa kembali ke lingkungan masing-masing. "Setiap individu memiliki kewajiban untuk berdakwah di lingkungannya. Dengan pengalaman ini, kami berharap peserta menjadi agen perubahan dan pembawa kedamaian di komunitasnya," tegasnya.


Kehadiran Ketua Harian Kwartir Daerah (Kwarda) DKI Jakarta, Kak Ratiyono, bersama jajaran pimpinan Kwarda, semakin menguatkan semangat persaudaraan lintas bangsa. Ia menekankan bahwa WMSJ 2025 menjadi bukti nyata kolaborasi pesantren dan Gerakan Pramuka dalam membentuk kemandirian serta kerja sama. "Malam ini saya menyaksikan bagaimana anak-anak kita bisa berkumpul, bekerja sama, dan berbaur dengan teman-teman dari berbagai provinsi dan negara lain. Inilah wujud nyata persaudaraan," ujarnya.

Selain sebagai ajang perkemahan, WMSJ 2025 yang berlangsung hingga 14 September 2025 di Buperta Cibubur, Jakarta Timur, juga menjadi ruang dialog, kolaborasi internasional, dan pembentukan jejaring perdamaian. Kegiatan ini sekaligus memperingati 100 tahun Pondok Modern Darussalam Gontor, dengan tema: "We are Muslim, Civilized, United, and Peaceful."

Sebagian Panitia Putri berpose sejenak sebelum giat dimulai (Sumber:DokPri Salma NM)
Sebagian Panitia Putri berpose sejenak sebelum giat dimulai (Sumber:DokPri Salma NM)

Malam pembukaan WMSJ 2025 diakhiri dengan gema bedug yang dipukul oleh para Pimpinan Pondok Modern Gontor beserta para tokoh nasional seperti Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Ahmad Muzani, menjadi simbol penyatuan semangat lintas generasi, agama, dan bangsa untuk satu tujuan: dunia yang lebih damai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun