Mohon tunggu...
Wahyuda Akbar Rifani
Wahyuda Akbar Rifani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Berharap dengan bergabung di Kompasiana Kemampuan menulis saya meningkat,aminn

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pengalaman Ke Dokter THT

2 Januari 2014   00:48 Diperbarui: 4 April 2017   18:25 127954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13885983441529570976

Beberapa waktu belakangan ini sekitar 4 Bulan yang lalu saya mengalami gangguan pada organ pendengaran saya,Yup!...Telinga.Pertama sih awal mulanya,setiap mandi,cuci muka atau berudhu kalau telinga kemasukan air biasanya rada rada kaya ada yang menutupi,parahnya sampai 3 hari - 7 hari.Sensainya itu,kayak orang bloon mulu,sebelah mendengar sebelah budeg.Hahahahhaha.Kadang dari telinga berasa sakit spontan tapi hilang sendirinya,sakit sih gak tapi nyeri.3 tahun kebelakang dulu  sempat berobat ke Dokter THT, cuman di vakum (sedot) dan dikasih obat tetes.Total pembayarannya adalah 75 rb dari biaya dokter 25 rb dan biaya obat tetes 50 rb. Setelah itu memang keadaan telinga saya membaik,namun kalau kemasukan air yaa kumat lagi,dan rasa sakit spontan itu selalu ada.kadang bengkak 3 hari gitu,trus sembuh sendiri Puncaknya,Pas sore menjelang malam gak tau kenapa telinga ini sakit,nyut2,perih pula.Sampai sampai saraf antara mata dan telinga (pelipis) itu kelihatan,saking sakitnya gitu.Semaleman gak bisa tidur,dan hanya minum obat paracetamol dan ampisilin.Trus,Ortu gak tega lihat aku kesakitan.Besoknya di bawa Ke Rumah Sakit Sari Mulia,Banjarmasin.Jauh2 ke Ibu Kota cuman buat ngobatin telinga ini aja.Akunya sih minta di sini sini aja,gak jauh jauh.tapi yaa namanya orang tua pasti mau yang terbaik untuk anaknya (catat tuh).Biasanya,Kalau Ke Rumah Sakit Sari Mulia khusus penyakit akut dan krononis (kebanyakan sih,bukan tidak boleh atau menutup kemungkinan kah),juga atas rekomendasi dokter terkait.Harganya terbilang mahal,sepadan lah dengan pelayanan dan kualitas.Memang sih Rumah sakit swasta. Singkat cerita,setibanya langsung masuk ke Bagian "Klinik spesialis" dan tanya ke "costumer servicenya" Ayah :Dokter THTnya ada Mbak?... CS : Oh ada pak,ini lagi jam praktek. Ayah :ini,anak saya mau berobat?... CS :Sebelumnya pernah ke sini,Kartu berobatnya ada pak?... Ayah :Belum Mbak,Gak ada mbak?... CS: Kalau begitu bikin dulu pak,sebentar saya ambilkan formolirnya Trus,isi formolir Dari Nama,Ttl,Alamat dsb.Pokoknya detail banget lah,sampai nama ayah dan ibu ditanya juga.selesai mengisi formolir si CS langsung memasukan data ke kompoter dan kartu berobat,jadi.Harganya pembuatan kartunya lupa,intinya dibawah 20 ribu an dan gak ada pake biaya pendaftaran.Nah,si CS langsung membawa berkas ke ruang Dokter THT,diikuti kami.Saat itu dokternya lagi menangani pasyen,gak lama sih. Dan,tibalah giliran saya.Sayapun masuk ke dalam  ruangan dokter dengan dag dig dug.Dokternya cukup ramah dan akrab langsung,padahal gak pernah bertemu sebelumnya. Nama Dokternya: Dr. Nur Qomariah, M.Kes, Sp.THT Ayah saya :Sore Dok!... Dokter : Sore Pak!... (trus dokternya baca berkas sebentar) Dokter:Wah,jauh jauh dari kandangan ke banjarmasin.sakit apa pak?... Ayah : ini dokter anak saya, Dokter : keluhannya dek?... Saya :Bengkak telinga saya dok Dokter : Kita periksa dulu, lalu saya disuruh duduk,trus si dokter mamasukan sejenis pipa kecil gitu.kayaknya sih camera khusus.dan dari layar monitor saya bisa melihat keadaan telinga saya.saya sih gak ngerti,cuman dokternya bilang gini Dokter : ini infeksi kayaknya,ada kotoran telinga mengeras,trus basah.kadang gatal ya?... Saya : Iya dok kok tau,wihhh sakti nih dokternya Iya dok (Dokternya trus bicara ke ayah saya) Dokter : ini kayaknya akibat di korek pak!... (ayah saya cuman celongokan aja) Lalu dokterpun mengambil alat,kecil tapi panjang.trus dimasukan ke dalam telinga.Pertama2 rasanya dingin2 gitu lama kelamaan sakit.seperti alat vakum-penyedot.Lumalan lama sih di vakum dan itu artinya saya harus merasakan sakit yang cukup lama.ntah memang kotoran telingannya keras,atau perhitungan lainnya.beberapa kali dokter menyemprotkan air ke dalam telinga saya yang katanya tujuannya agar kotorannya ikut keluar besama air dan rasa sejuk - dingin tentunya mengurangi rasa sait.akhirnya minta sama dokter untuk jeda sejenak,berhubung berasa lemah,lesu,meriang (stress mungkin).gak lama kemudian,dokter melanjutkan.sempat beberapa kali jeda. Saya : Aduh dok,sakit Dokter :jeda sejenak dulu, (trus lanjutkan kembali) Saya : Aduh dok,sakit. Dokter : tenang aja.kamu tenangin diri. masalah telinga percayakan pada dokter, biar dokter menangani (dokternya kira2 geregetan,gara gara jeda berapakali.kayaknya ) tapi pada akhirnya saya harus menahannya sakitnya telinga saya.yaa mending sakit sebentar ketimbang tuli atau budeg atau penyakit mengerikan mungkin.sempat sih saya melihat dokternya mengeluarkan alat vakumnya dari telinga saya,sambil mengeluarkan kotoran telinga saya.bentuknya gak utuh lagi mungkin sudah di pecah sama dokternya,hitam kecil kayak arang gitu segeda kerak pisang goreng (yang kecil loh,).Singkat cerita,telinga yang sebelah kiri ini selesai di tangani,trus telinga kanan lagi.kata dokter telinga yang ini aman aman aja tapi ada sedikit kotoranya.Untuk telinga kanan,gak sakit seperti telinga kiri.rasanya,cuman dingin aja gitu.Dan selesai. Dokter : Duduk aja dulu,nanti pingsang (kan saat itu,aku dalam keadaan lemas dan lesu) Saya :iya dok,udah gak apa apa. (langsung berdiri dari kursi pemeriksaan dan duduk di depan meja kursi dokter (takut di vakum lagi,hahahhahahaha) Dokterpun menuliskan resef obat,dan resefnya dibawa ke apotik yang ada di klinik itu juga.sebelumnya,diarahkan ke Custumer servise lagi,untuk biaya dokter Rp: 125000 (padahal mau ngobrol dokternya,tapi berhubung harus cepat2 agar gak kemaleman) lalu ke apotik,di apotik ini lumayan lama menunggu,antrian dan lamanya meracik.sekitar 45 menit an.Obatnya ini yang agak mahalan,sekitar Rp.400.000  pemirsah,Terdiri dari 'amoxsilin" berbentuk kaplet segeda ibu jari yang mungkin gak ada di pasaran juga beberapa butir kapsul yang juga gede.diminum 2 kali sehari selama 5 hari.dan hasilnya memang berangsur sembuh.beberapa hari setelah beroba telinga ini sehat wal afiat,saking sehatnya kalau orang bicara berasa teriak teriak (dari ketutup trus terbuka gitu kan). Dokternya memang profesional banget lah menurut saya.Gak percuma jauh jauh dan mahal mahal. Beberapa waktu ini telinga saya kembali ganguan,mungkin kangen sama dokternya.Hahahha untuk sementara dibawa ke terdekat aja,kalau gak sembuh2 baru kembali ke dokter tersebut. NB:

  1. Percakapan nya padahal banyak,tetapi berhubung lupa saya seingat saya lah
  2. percakapannya berbahasa daerah,jadi mungkin berda sedikit terjemahnya ke bahasa indonesia
  3. maaf untuk cerita pengalaman gak bisa pake bahasa baku,berhubung masih belajar.
  4. Buat sahabat semua,kalau menderita ganggua telingan dibawa ke dokter aja,jangan di korek sendiri,takutnya liang telinga lupa bahkan gendang telinga bisa pecah.
  5. jangan membersihkan telingan dengan cotten but,karena cotten but hanya untuk bagian luar tepatnya daun telinga.kalau untuk bagian dalam,yang ada hanya akan membuat ketoran semakin kedalan dan terdorong ke gendang telinga,akibatnya gendang telinga bisa pecah.Dampaknya TULI,MAU?..
  6. Dan jangan pernah memakai terapin lilin untuk membersihkan telinga,benda ini tidak akan membersihkan telinga kita.yang ada akan merusak.malahan
  7. Berobat harus sesuai ke spesialisnya,paling gak ke umum untuk minta araha.kalau sakit telinga-hidung-tenggorokan berarti ke spesialis THT,kalau mata berarti ke spesialis mata.jangan malah sakit maag malah ke dokter ortopedi atau filek ke spikiater.
  8. Semoga Ibu Dokternya gak baca tulisan saya ini.hohohooho

(ini nih,obat sama kartu berobatnya.oleh2 maksutnya.hahaha) http://www.youtube.com/watch?v=9xjKCAS61CY (klik link ini,proses pembersihannya from youtube.bukan telinga saya sih.tapi yang divedeo ini kayaknya yang parah banget,soalnya ada darah) Sekian,Terimakasih sudah mau meluangkan waktunya untuk membaca artikel saya ini Salam

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun