Mohon tunggu...
Yuanita Pratomo
Yuanita Pratomo Mohon Tunggu... Freelancer - Mommy

Give a mom a break and she will conquer the world!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cerita Musim Semi, antara Greta, Pippi Si Stoking Panjang, dan Net-Zero Emissions

16 Oktober 2021   17:30 Diperbarui: 16 Oktober 2021   17:32 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Musim Semi"  - Illustration by si Cantik

Ia bercerita dengan semangat tentang kegiatan sekolah yang dilakukannya tadi siang, yang membuatnya terlambat datang. Tadinya kupikir, semangatnya bercerita karena efek muffin dan coklat hangat. Atau karena efek skip belajar. Tapi demi melihat binar matanya saat bercerita, aku tahu ada alasan yang lebih esensi sehingga ia begitu berapi-api. On fire!

Sore itulah aku berkenalan dengan Greta, lewat ceritanya si Edmund. 

Greta Thunberg, gadis remaja swedia yang berpenampilan khas skandinavia dengan rambut pirang terang yang dikepang satu. Tidak ada yang istimewa dalam penampilan fisik Greta, yang berbeda adalah pemikiran, tekad dan semangatnya. Ketika remaja-remaja seusianya masih bergulat dengan masalah jati diri, Greta berpikir tentang hal yang jauh lebih besar dari sekedar dirinya sendiri. Ia berpikir untuk generasinya. Dan pemikiran itu tidak hanya berhenti pada pemikiran semata, tapi muncul dalam bentuk ide nyata, lalu dengan berani menyuarakannya dan berani membayar harganya.

Greta menyoroti mengenai krisis iklim yang semakin parah didunia, dan merasa tidak ada seorangpun yang secara serius menanggapi atau mempedulikannya. Padahal kalau tidak segera di ambil tindakan serius, akan berpengaruh pada masa depan generasi berikutnya. Dia merasa para pengambil kebijakan di dunia harus diingatkan untuk memperhatikan hal ini dengan serius, karena itu berdemo-lah dia didepan gedung parlemen swedia. 

Ternyata tindakannya itu menginspirasi pelajar-pelajar lainnya, karena apa yang disampaikan Greta sebenarnya adalah masalah mereka juga.  Masa depan lingkungan dan bumi ini, masa depan mereka juga. Karena khan mereka juga akan tinggal di bumi ini, gak mungkin pindah ke planet lain. Makanya, dalam demo para pelajar itu seringkali ada ada plakat bertuliskan : "TIDAK ADA PLANET B". Maksudnya, mau tidak mau ya kita harus selamatkan bumi ini, karena ini satu-satunya planet tempat kita tinggal. Begitu loh kira-kira. 

Nha, kesadaran itu merambah sampai ke pelajar-pelajar se-antero eropa dan akhirnya dunia. Akhirnya mereka pun membuat gerakan yang dinamai "Fridays For Future". Setiap hari jumat, mereka berkumpul di tempat masing-masing, dan meneriakkan hal yang sama seperti Greta. 

Demo itulah yang di ikuti Edmund, sampai harus telat datang belajar matematika di rumahku sore itu.  

Mendengar cerita tentang Greta dari Edmund, akupun  langsung jatuh cinta. 

Yang membuat Greta semakin istimewa, bukan hanya karena keberanian dan kepandaiannya berorasi, tapi dia juga membuktikannya lewat tindakannya. Saat di undang PBB sebagai pembicara untuk acara UN Climate Action Summit pada tahun 2019, dia menolak untuk menggunakan pesawat terbang sebagai alat transportasi, tapi memilih naik kereta api ke Inggris lalu berlayar dengan kapal Yacht sepanjang 18 meter ke New York karena lebih ramah lingkungan. 

Net-zero Emissions ala Greta. 

Di event itulah dia menyampaikan pidatonya yang sangat terkenal, berjudul "How Dare You". Dalam pidato berdurasi hanya sekitar empat menit lebih itu dia memarahi para pemimpin dunia berkaitan dengan isu perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang disuarakannya. Gadis enam belas tahun yang bernyali luar biasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun