Chapter #5:
TRAUMA MASA LALU
Pak Zaky harus berlari menuju tempat jatuhnya Justin. Di bawah gerimis yang masih betah membasahi tanah dengan berbekal lampu senter pinjam bu Bidan. Dia berusaha mencari gawai Justin yang terjatuh, tak dijumpai di sekitar lubang jalan. Lanjut dicari ke pinggir jalan yang berumput, dikais-kaisnya rumput tebal, juga nihil.
Penasaran belum menemukan di dua tempat, terlintas di benak pak Zaky, jangan-jangan gawai tercebur di dalam kubangan? Akhirnya, sekalian bajunya sudah basah karena gerimis, ia menceburkan kakinya ke dalam lubang, "diobok-obok" air genangan itu. Berharap tangannya menemukan apa yang dicari.
Tuhan Maha Mendengar Doa. Sesuatu terpegang tangan kanan. Segera ia angkat, dan mata pak Zaky berbinar, senyum tersungging. Alhamdulillah, barang yang dicari akhirnya ditemukan. Walau sudah berenang, pastinya rusak gawai itu, yang terpenting misinya berhasil!
Pak Zaky bersihkan gawai dari lumpur yang menempel, juga tangan dan kakinya. Kemudian bergegas kembali ke rumah bu Bidan. Sampai di dalam klinik, bu Bidan tersenyum, bangga pak Zaky sudah berhasil menemukan gawai pasien, tapi juga sedih karena barang sudah tidak bisa dipakai lagi.
Justin yang mendengar kedatangan pak Zaky, menoleh ke arah pintu, tak ada ekspresi. Mungkin di hatinya sudah berpasrah, tipis harapannya menemukan gawainya dalam keadaan bisa digunakan.
Melihat itu semua, bu Bidan iba. Dia ambil gawai Android miliknya, disodorkan ke pak Zaky.
"Pak Zaky, tolong pakai gawaiku saja, silakan hubungi nomor keluarga mas Justin, kabarkan sedang dirawat di klinik ini." kata bu Bidan.
"Baik, Bu Bidan. Mas Justin minta nomor yang bisa dihubungi, siapa nih? Istri atau keluarga yang lain?" tanya pak Zaky menawarkan bantuan untuk menelepon salah satu keluarga Justin.