Mohon tunggu...
Yossy FabienLeimena
Yossy FabienLeimena Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa pencinta tulisan dan hitungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa FEB UMSU aktif di relawan perpustakaan dan hobi musik dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Si Akuntan Cilik

21 Januari 2020   09:28 Diperbarui: 21 Januari 2020   09:39 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rio (7) adalah anak dari pasangan Pak Yudha dan Bu Narmi yang sama-sama bekerja sebagai akuntan di perusahaan berbeda di Bandung. Pak Yudha dikenal ahli di bidang akuntansi pemeriksaan sedangkan Bu Narmi di bidang akuntansi keuangan. Keluarga mereka banyak yang bekerja sebagai akuntan sehingga keluarga mereka dijuluki "keluarga akuntan". 

Rio punya cita-cita ingin meneruskan perjuangan orangtuanya sebagai akuntan. Di sekolah, Rio memng terkenal gemar berhitung, tak heran bila di setiap pelajaran matematika, ia selalu mendapat nilai tertinggi. 

Rio melihat ibunya sedang menyusun laporan keuangan yang merupakan tugas dari atasannya untuk mengukur kinerja perusahaan saat ini. "Ibu, ini untuk apa ya? tanya Rio. Bu Narmi menjawab bahwa ini adalah laporan keuangan. Rio sangat ingin belajar akuntansi dengan Bu Narmi meskipun dirinya masih duduk di bangku kelas 2 Sekolah Dasar.

Ibunya bukan tidak mengizinkan Rio untuk belajar, melainkan belum saatnya Rio untuk belajar ilmu akuntansi. Ia baru diizinkan Bu Narmi belajar akuntansi jika sudah duduk di kelas 5 Sekolah Dasar. Tentu saja Rio merengek kepada ibunya karena ini sudah menjadi cita-citanya menjadi akuntan. 

"Aku mau belajar akuntansi ! aku mau belajar akuntansi," teriak Rio sambil menangis dan berguling. Pak Yudha yang melihat Rio menangis meminta Bu Narmi untuk mengizinkan saja Rio untuk belajar akuntansi biarpun ia masih kecil. 

Rio pun berhenti menangis dan saat itu juga mulai belajar akuntansi dengan ibunya. Ia sangat bersemangat untuk belajar ilmu yang sebenarnya akan ia dapatkan di bangku SMA/SMK. Saat sekolah dimulai, guru Rio meminta para murid untuk menceritakan apa yang semalam dilakukan dengan orangtua.

Rio yang mendapat giliran pertama menceritakan kepada teman-temannya bahwa ia belajar ilmu akuntansi dengan ibunya. Ia juga bilang bahwa ia ingin meneruskan perjuangan orangtuanya menjadi seorang akuntan. 

Tino, salah seorang teman Rio menertawakan aktivitasnya dengan ibunya. "Kamu jangan mimpi di siang bolong deh, apa sih yang kamu dapatkan dari belajar akuntansi ? kita aja masih kelas 2 SD," katanya. 

Teman-teman yang lain ikut tertawa dengan apa yang menjadi aktivitas Rio semalam. Rio tidak memperdulikan apa yang dikatakan oleh temannya itu, ia malah termotivasi untuk belajar akuntansi lagi dengan ibunya.

Bu Narmi sangat terkesan melihat semangat anaknya untuk belajar akuntansi yang tak pernah ada anak SD berminat untuk belajar. Saat Rio tertidur pulas, Bu Narmi dan Pak Yudha berbincang tentang sang anak. Bu Narmi menitikkan air mata tanda terharu dan bersyukur pada tuhan telah dikaruniai anak yang berkemauan baja. 

Bu Narmi mengajak sang suami untuk berdoa kepada tuhan agar kelak anaknya berhasil menjadi akuntan seperti mereka. 3 tahun berlalu, kini Rio duduk di kelas 5 SD. Rio sudah menguasai ilmu akuntansi selama ia belajar dengan orangtuanya. Ia sekarang memikirkan bagaimana ia akan menerapkan apa yang ia pelajari selama ini. Meski sering belajar akuntansi, Rio tetap termasuk anak yang pandai di sekolahnya. 

Guru-guru sudah tahu betul bagaimana dirinya. Ia mendapat kabar bahwa ayahnya mengalami kecelakaan mobil yang membuatnya lumpuh. Rio sangat terpukul dengan musibah yang menimpa ayahnya itu. Padahal perusahaan tempat ayahnya bekerja sedang menggarap proyek yang pasti membutuhkan jasanya. Atasan ayahnya tidak mungkin menghentikan proyek karena ini bisa membuat perusahaan rugi besar. 

Rio dengan penuh percaya diri mengajukan dirinya untuk menggantikan ayahnya yang lumpuh. Sang ayah terperangah dengan pengajuan Rio begitu juga dengan ibunya. Awalnya atasan sang ayah meragukan Rio karena dirinya masih berstatus siswa SD, namun berkat bujuk rayu sang ibu akhirnya Rio diizinkan bekerja menggantikan ayahnya walaupun ia masih belia. 

Bu Narmi hanya bisa berharap kepada tuhan agar anaknya bisa bekerja dengan baik. Pak Yudha tidak menyangka anaknya akan bekerja menggantikan posisinya. Proyek perusahaan itu berhasil membuat perusahaan untung besar.

Rio berhasil mendapat gaji dari atasan Pak Yudha atas dedikasinya. Rio secara tak terduga diterima untuk bekerja di perusahaan tempat ayahnya bekerja. Namun, ia hanya bekerja 3 jam sehari mengingat usianya yang masih belia. Ia hanya bekerja pada pukul 14.00-17.00 saja. Pak Yudha dan Bu Narmi melakukan sujud syukur atas apa yang didapatkan Rio.

Mereka menjuluki Rio sebagai akuntan cilik di lingkungan keluarganya. Guru-guru di sekolah Rio ikut bangga dengan Rio karena berhasil menjadi akuntan cilik. 

Rio kini akan kerja sambil sekolah. Ia masuk sekolah pukul 07.15 dan masuk kerja pukul 14.00 sebagai akuntan cilik. Ia akan dibantu oleh asisten ayahnya untuk bekerja sambil menunggu sembuh dari lumpuhnya. Ini berkat semangat pantang menyerah dan kemauan keras Rio untuk menjadi seperti orangtuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun