Mohon tunggu...
Yossie Fadlila Susanti
Yossie Fadlila Susanti Mohon Tunggu... Guru - Pendidik PAUD

Travelling susur tempat bersejarah seperti candi-candi peninggalan nenek moyang, bangunan kuno, dan mengulik sejarahnya adalah hal yang sangat saya sukai disamping profesi sebagai pendidik anak usia dini.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ayam Gratis di Desa Pakis, Indahnya Berbagi di Bulan Suci

18 April 2023   19:24 Diperbarui: 20 April 2023   03:22 2117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : Pixabay

Dan tiba-tiba, dari dalam halaman rumah, muncul seekor induk ayam yang baru saja menetaskan telurnya. Induk ayam itu yang diikuti kurang lebih  10 ekor anaknya, mengejar dan menyerang si pedagang balon. Sontak si pedagang kaget dan lari kencang menghindari serangan induk ayam yang datang tiba-tiba. Rupanya induk ayam yang marah itu merasa terintimidasi oleh warna balon dan suara keras dari toet toetnya. Akibat serangan itu, meletuslah beberapa balon, dan sepertinya, ada yang berwarna hijau! 

He he he, dan masih banyak komplen berdatangan ke rumah Mbok Karti dan Pak Dhe Dul.

            Eits, meskipun dapat banyak komplen, tapi, ada sisi positifnya juga hlo ...  

          Apalagi ketika menjelang lebaran seperti ini.  Tetangga Pak Dhe Dul dan Mbok Karti banyak yang kebagian ayam gratis, untuk dibuat opor ayam kampung! Selain untuk berbagi kepada para tetangga, mungkin juga untuk menebus rasa bersalah kepada para tetangga yang sudah merasa terganggu dengan keberadaan  ayam-ayam pasangan sepuh tersebut.

          Konflik masalah ayam, tidak hanya dengan manusia saja, tapi juga dengan binatang lain. 

         Kebetulan,  lingkungan belakang rumah Mbok Karti adalah hutan yang diselingi rerumputan ilalang yang cukup rimbun. Tak jarang, ayam-ayam Mbok Karti dimangsa oleh seekor binatang, sejenis luwak, tapi lebih kecil. Kalau di Desa Pakis mereka biasa menyebutnya garangan. Biasanya yang diincar adalah anak-anak ayam yang baru menetas. Pak Dhe Dul pernah memburu garangan itu, ketika sedang mengincar anak ayam yang baru menetas. Garangan itu mati. Pak Dhe Dul melemparkan sebuah batu, dan tepat mengenai sasaran.

            Suatu hari, ada kejadian lagi yang cukup membuat geger warga Desa Pakis pada waktu itu. Seperti biasa, ketika magrib menjelang, ayam-ayam Mbok Karti dan Pak Dhe Dul pulang ke rumah. Mereka memang seperti sudah mengerti kapan waktunya pulang dan harus ke mana mereka pulang. Pasangan sepuh itu segera memasukkan mereka ke dalam tenggok. Karena tidak punya kandang, Mbok Karti membeli beberapa tenggok besar di pasar,  untuk mengurung ayam-ayamnya.

            Tenggok adalah sejenis bakul yang berukuran besar, yang terbuat dari anyaman bambu. Ada sekitar 10 - 12 tenggok, yang masing-masing berisi 8-10 ekor ayam. Tenggok-tenggok berisi ayam tersebut hanya diletakkan begitu saja di samping rumah.

            Pada umumnya memang rumah-rumah di desa tidak berpagar, hanya pagar alami seperti perdu saja yang dipakai sebagai pagar rumah. Keamanan Desa Pakis cukup kondusif. Jarang terjadi atau bahkan bisa dihitung hanya 1 atau 2 kali dalam kurun waktu 20 tahunan terjadi pencurian. Itupun pencuri dari wilayah di luar Desa Pakis.

            Seminggu lagi, hari raya Idul Fitri tiba. Dan seperti biasa, pasangan sepuh itu siap membagikan ayam-ayam mereka untuk sebagian warga. Tidak semua bisa kebagian lah, karena jumlah warga Desa Pakis kan banyak. He he he, hanya tetangga sekitar dan keluarga.

            Pukul 02.30 wib seperti biasa Mbok Karti bangun shalat tahajud dan dilanjutkan  menyiapkan makan sahur untuk keluarganya. Wadasan untuk wudhu, terletak di bagian belakang rumah, dekat dengan Mbok Karti biasa megurung ayam-ayamnya. Saat Mbok Karti membuka pintu dan melangkah keluar, ada suatu pemandangan yang membuat Mbok Karti menjerit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun