Mohon tunggu...
Yosi Prastiwi
Yosi Prastiwi Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga

Hobi nulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mengapa Kau Matikan Lampu?

25 Desember 2020   09:36 Diperbarui: 25 Desember 2020   09:41 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diolah dari Pixabay

Hai anak-anak Umma yang disayangi Allah,

Surat ini Umma tulis tadi fajar. Umma harap bisa membacakannya nanti malam sebelum kalian tidur. Ini sebuah kisah yang indah dari pemimpin Islam. 

Mari kita beri judul : Mengapa Kau Matikan Lampu? 

Dulu sekali sebelum pemimpin ini lahir, ada seorang gadis penjual susu yang jujur. Di masa itu ada banyak penjual susu curang. Mereka berbuat curang dengan mencampur air ke dalam susu agar mendapatkan keuntungan. 

Namun gadis penjual susu ini menolak melakukan itu. "Bukankah pemimpin kita melarang kita mencampur air ke dalam susu?" Begitu ia mengingatkan. 

Ummar bin Khattab, pemimpin yang kebetulan lewat malam itu dan mendengar perkataan si gadis. Ia lantas menandai rumah mereka. Sebab kejujuran si gadis, ia menikahkan salah satu anak laki-lakinya dengan gadis penjual susu ini. Merekalah, kakek dan nenek dari pemimpin islam yang akan Umma ceritakan.

Anak-anak tahu apa itu pemimpin? Dalam bahasa Arab, namanya khalifah. Ia adalah orang yang mengatur hajat hidup banyak orang dalam wilayahnya. Kalau di Indonesia, kita menyebutnya presiden.  

Nama pemimpin itu, Ummar bin Abdul Azis. Sebelum diangkat menjadi pemimpin, ia adalah lelaki kaya yang berkecukupan. Hartanya banyak. Rumahnya mewah. Pakaiannya bagus. Mungkin anak sekarang menyebutnya sultan. 

Namun setelah menjadi pemimpin, ia dan keluarganya hidup dengan sederhana. Ia menyerahkan harta mereka ke Baitul Maal agar digunakan untuk kepentingan rakyat. 

Suatu malam, Ummar bin Abdul Azis bekerja hingga larut. Pintu ruangannya diketuk dari luar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun