Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Timnas Indonesia dan Ruang Ikhlas yang Dipaksa Ada

13 Oktober 2025   19:16 Diperbarui: 14 Oktober 2025   12:34 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada prosesnya, Jay Idzes dkk memang menang 1-0 atas Bahrain dan Tiongkok. Tapi, gaya main tim cenderung pragmatis.
Jadi, ketika ide taktik 4-3-3 ala Patrick Kluivert kembali dipaksakan, hasilnya tetap jeblok. Sekalipun hanya kalah tipis dari Irak dan Arab Saudi, kecerobohan PSSI ini benar-benar bencana.

Apalagi, gol-gol yang dicetak lawan umumnya berawal dari blunder pemain sendiri. Rasanya, mimpi ke Piala Dunia sirna, karena dijual sebegitu murah.

Dengan ruang ikhlas yang sejak awal tahun 2025 sudah dirusak, kata maaf yang terucap dari PSSI seperti menabur garam di atas luka tusuk, yang seharusnya hanya berupa luka lecet ringan.

PSSI, seperti biasa, membonceng animo publik sepak bola nasional, dan dengan entengnya menyalakan takdir. Padahal, merekalah yang paling merusak.

Hanya orang mabuk saja yang mengganti orang dengan pengalaman bermain dan menjadi pelatih kepala di Piala Dunia, dengan sosok yang minim pengalaman sebagai pelatih kepala. Dan, PSSI sudah melakukan itu dengan wajah tanpa dosa.

Mungkin, waktu bisa membantu publik sepak bola nasional melangkah ke depan. Tapi butuh waktu untuk pulih dari rasa sakit dan kekecewaan pada momen krusial, dan itu semua terjadi, karena ruang ikhlas yang sudah dibuat rusak, tapi dipaksa ada.

Di sisi lain, kegagalan Timnas Indonesia di Arab Saudi seharusnya jadi pelajaran berharga. Nasionalisme, lewat dukungan ke tim nasional tidak harus diekspresikan lewat animo sangat tinggi, karena rawan dibonceng pihak tak bertanggung jawab.

Fenomena ini sudah lama ada dan perlu dikikis. Jika tidak kita hanya akan bisa melihat Indonesia bermain di Piala Dunia hanya dalam mimpi dan video game, bukan dunia nyata.

Bisa?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun