Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Neymar dan Mimpi yang Terlihat Samar

22 September 2025   22:34 Diperbarui: 22 September 2025   22:34 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Neymar, menjalani periode kedua yang sulit di Santos (Goal.com)

Bicara soal pemain berbakat Brasil dalam 10-15 tahun terakhir, Neymar menjadi satu yang dinilai punya bakat istimewa. Dalam dirinya, ada sentuhan klasik "jogo bonito" dan talenta istimewa, lengkap dengan improvisasi penuh kejutan khas Brasil.

Sebutan The Golden Boy, plus sejumlah prestasi bersama Santos, Barcelona, dan PSG juga menunjukkan, seberapa besar talentanya. Pada titik tertentu, "hype" media atasnya terbukti tepat, karena sinar terang di level klub, dan ketergantungan besar Timnas Brasil pada sang bintang.

Bagi sepak bola Eropa secara umum, Neymar bahkan jadi "biang kerok" berubahnya standar harga transfer pemain, menyusul rekor transfer dunia yang dicetak PSG, saat memboyongnya dari Barcelona tahun 2017, dengan ongkos transfer 222 juta euro.

Tapi, gaya hidup yang cenderung ugal-ugalan pelan-pelan menggerogoti performa dan kebugaran fisik pemain kelahiran tahun 1992 itu. Alhasil, petualangan di Eropa pun berakhir di usia 31 tahun, tepatnya saat Al Hilal memboyongnya dari PSG ke Liga Pro Arab Saudi, dengan ongkos 90 juta euro, pada musim panas 2023.

Meski sebenarnya gagal total di Piala Dunia 2022, Timnas Brasil masih mengandalkan Neymar sebagai pemain nomor punggung 10. Talenta dan pengaruhnya masih dibutuhkan tim, karena belum ada pengganti yang dinilai sebanding.

Dari sini saja, bisa dilihat kalau Selecao dan Neymar punya mimpi yang sama: Piala Dunia 2026. Sekilas, kalau melihat catatan penampilan dan peran Neymar di tim nasional, mimpi ini terlihat masuk akal. Catatan 79 gol dan 128 penampilan menjadi bukti, seberapa besar ketergantungan Timnas Brasil padanya.

Bisa jadi, ada harapan, sang top skor sepanjang masa tim nasional Brasil bisa bersinar di usia senja seperti Lionel Messi di Argentina. Seperti diketahui, eks rekan setim Neymar di Barcelona itu mampu meraih sepasang trofi Copa America dan satu trofi Piala Dunia di rentang usia 34-37 tahun.

Masalahnya, sejak mengakhiri petualangan di Eropa, pemain lulusan akademi Santos ini absen cukup lama karena cedera. Di Al Hilal, cedera lutut parah membuatnya hanya tampil 7 kali dalam tempo satu setengah tahun, dengan klub lalu memutus kontrak lebih awal.

Meski juara Liga Arab Saudi musim 2023-2024, peran peraih medali emas Olimpiade 2016 jadi terlihat seperti figuran, walau sebenarnya punya gaji besar dan sempat diplot sebagai pemain utama tim.

Ketika akhirnya pulang ke Santos di awal tahun 2025, mimpi ke Piala Dunia 2026 awalnya masih terlihat realistis. Performa oke di kompetisi domestik Brasil selama paruh pertama tahun 2025, termasuk torehan gol dari sepak pojok, membuat Peixe langsung memperpanjang kontrak pemain nomor punggung 10 mereka selama 6 bulan, dengan opsi perpanjangan 6 bulan berikutnya.

Tapi, dibalik performa yang terus membaik di Vila Belmiro, masalah cedera dan kebugaran seperti menempel dengan ketat. Saat bergabung dengan Santos saja, pemain jago gocek ini tak bisa langsung bermain karena belum cukup bugar.

Ketika sudah mulai rutin bermain, cedera betis di dua kesempatan berbeda, memaksa Neymar absen selama total 2 bulan lebih, antara bulan Maret-Mei 2025. Apesnya, cedera lain, kali ini otot paha, di bulan September, kembali memaksanya absen sekitar satu bulan.

Akibatnya, Carlo Ancelotti tidak memasukkan nama Neymar dalam skuad Timnas Brasil, pada rangkaian laga kualifikasi Piala Dunia 2026 dan uji coba antarnegara antara bulan September-Oktober 2025.

Dengan masalah cedera yang tampak terus berulang, dan level permainan aktual saat ini, tampaknya Piala Dunia 2026 akan jadi mimpi yang sulit dicapai Neymar, bahkan untuk sebatas bisa masuk dalam rombongan pemain Timnas Brasil ke sana.

Andai akhirnya batal berangkat ke Amerika Utara, mungkin pemain bernama lengkap Neymar da Silva Santos Jnior ini akan menutup ceritanya di tim nasional dengan gaya berbeda di Timnas Brasil.

Ibarat sebuah karya seni, Neymar bukan sosok bergaya epik setengah mitos seperti Pele, Zico atau Ronaldo Nazario, tapi bergaya realis, dengan paduan klasik khas bintang bola Brasil: sisi kegembiraan bermain yang cantik, dan gaya hidup ugal-ugalan yang buruk rupa, dengan campuran nuansa sisi materialistik khas sepak bola industri, lewat andilnya yang mengubah total pasar transfer pemain, khususnya di liga-liga top Eropa

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun