Berakhirnya bursa transfer musim panas 2025 menghadirkan beragam cerita. Mulai dari rekor transfer yang pecah di Inggris, kala Liverpool memboyong Alexander Isak dari Newcastle United dengan ongkos 125 juta pounds, sampai Calvin Verdonk yang pindah ke Lille dan menjadi pemain Indonesia pertama di Ligue 1 Prancis.
Tapi, dibalik beragam cerita keren yang muncul, terselip satu kisah rumit, dengan Mees Hilgers sebagai tokoh utama. Seperti diketahui, sepanjang bursa transfer musim panas, namanya kerap dikaitkan dengan pintu keluar FC Twente, karena keinginan mencoba berkarier di luar Belanda.
FC Twente sendiri tidak menutup kemungkinan menjual sang pemain, karena kontraknya akan kedaluwarsa tahun 2026. Mereka juga mendatangkan pemain baru di lini belakang.
Di posisi bek tengah, De Tukkers mendatangkan Robin Propper (31, Belanda) dari Glasgow Rangers (Skotlandia), dan Stav Lemkin (22, Israel) dari Shakhtar Donetsk (Ukraina). Di pos bek sayap, ada Guilherme Peixoto (19, Portugal) yang diboyong dari akademi Benfica, klub raksasa Portugal.
Dari sudut pandang si pemain sendiri, mencari tantangan baru terlihat logis. Dengan catatan lebih dari 130 penampilan lintas kompetisi (termasuk di kompetisi antarklub Eropa) bersama klub kontestan Eredivisie Belanda (salah satu liga peringkat 10 besar Eropa) pada usia 24 tahun, kebanyakan pemain juga akan melihat kemungkinan serupa.
Masalahnya, berhubung Hilgers berstatus WNI, yang otomatis membuatnya terhitung sebagai pemain non Uni Eropa, situasinya jadi rumit. Kebanyakan klub Eropa cenderung lebih berhati-hati, karena ada batas kuota pemain non Uni Eropa yang cukup ketat.
Ditambah lagi, kondisi kebugaran pemain lulusan akademi FC Twente ini belakangan juga kurang optimal. Partisipasi yang relatif terbatas di fase pramusim dan riwayat cedera yang agak mengkhawatirkan, jadi nilai minus cukup fatal.
Di sini, posisi Mees Hilgers jelas berbeda dengan Emil Audero atau Jay Idzes, yang bisa pindah ke sesama klub Liga Italia, atau Kevin Diks dan Calvin Verdonk, yang memang pindah karena diincar klub.
Akibat situasi rumit ini, kesempatan baru datang dari Stade Brestois, lewat transfer pinjaman. Sayangnya, tenggat bursa transfer musim panas di Prancis yang keburu tutup membuat bek kelahiran tahun 2001 ini batal mencicipi kompetisi Ligue 1.