Setelah menjalani musim 2024-2025 yang berantakan, Manchester United menyambut musim 2025-2026 dengan penuh optimis. Maklum, persiapan pramusim mereka cukup oke, dan ada tiga penyerang baru berprofil menarik yang bergabung, yakni Matheus Cunha (Brasil), Bryan Mbeumo (Kamerun) dan Benjamin Sesko (Slovenia).
Cunha dan Mbeumo sama-sama sudah teruji di Liga Inggris, masing-masing bersama Brentford dan Wolves. Sesko cukup bersinar di Bundesliga Jerman bersama RB Leipzig.
Dengan total harga transfer mencapai lebih dari 200 juta pounds, MU terlihat seperti mendapat trisula baru. Performa tim asuhan Ruben Amorim di pramusim pun seperti memberi kesan menjanjikan.
Masalahnya, kesan menjanjikan itu terlihat kacau, tepat saat kompetisi Liga Inggris dimulai, akhir pekan lalu. Meski bermain dominan saat menjamu Arsenal di Old Trafford, Harry Maguire dkk terlihat buntu saat menyerang.
Pertahanan gerendel ala Arsenal, plus performa hebat kiper David Raya, langsung membuat "hype" tinggi soal trisula lini depan Setan Merah hancur berantakan.
Cunha dan Mbeumo memang cukup tajam, tapi mereka buntu di hadapan tembok pertahanan Arsenal. Sesko baru tampil di babak kedua, menggantikan Mason Mount yang dipasang sebagai "false nine", tapi bomber jangkung itu masih belum klik dengan klub barunya.
Di lini belakang, The Red Devils masih punya titik lemah sama dengan musim lalu, yakni bola umpan silang, termasuk dari sepak pojok. Terbukti, mereka kebobolan dari situasi umpan silang sepak pojok, setelah Riccardo Calafiori meneruskan umpan Declan Rice.
Meski ada pro-kontra yang menyoroti proses terjadinya gol, karena dinilai kontroversial (khususnya oleh Manchunian) satu gol dan kekalahan 0-1 dari Arsenal sudah cukup menjelaskan, kemajuan tim di fase pramusim masih bersifat semu, karena belum teruji di partai resmi seperti Liga Inggris.
Kalau melihat bagaimana situasi Bruno Fernandes dkk secara utuh, kedatangan trio penyerang baru tidak membuat situasi langsung berubah. Malah, ini terlihat seperti strategi kamuflase, dari berbagai masalah yang belum beres.
Lini belakang masih ringkih, dan lini tengah belum optimal. Dengan situasi seperti ini, sebanyak apapun gol yang dicetak para penyerang, percuma saja.