Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Tim Kuda Hitam, Pesona Baru Liga Italia

17 Mei 2025   14:10 Diperbarui: 18 Mei 2025   10:08 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak berakhirnya era juara beruntun Juventus pada musim 2020-2021, wajah Liga Italia tampak berbeda. Terbukti, ada tiga tim berbeda yang mampu meraih Scudetto,  yakni AC Milan, Napoli dan Inter Milan.

Inter Milan dan Napoli bahkan menampilkan cerita spesial masing-masing di musim 2024-2025. Napoli berpacu di jalur juara liga domestik, sementara Inter Milan bersaing di jalur Scudetto dan melangkah ke final Liga Champions.

Dengan performa AC Milan dan Juventus yang belakangan inkonsisten, kemunculan tim-tim kuda hitam menjadi satu fenomena menarik. Napoli menjadi sensasi paling menarik, karena mampu meraih Scudetto di musim 2022-2023 bersama pelatih Luciano Spalletti, dan kembali bersaing dalam pacuan juara musim 2024-2025 lewat racikan taktik Antonio Conte.

Meski belum semuanya konsisten, tim-tim kuda hitam lain, seperti AS Roma, Lazio, Bologna, Fiorentina dan Atalanta turut mewarnai pacuan di papan atas Serie A. Hebatnya, selain menggebrak di dalam negeri, beberapa dari mereka juga bisa melangkah jauh, di kompetisi antarklub Eropa.

AS Roma mampu menjuarai UEFA Europa Conference League dan masuk final Liga Europa secara berurutan, pada musim 2021-2022 dan 2022-2023. Kedua prestasi ini didapat di bawah arahan Jose Mourinho.

AS Roma, juara UEFA Europa Conference League musim 2021-2022 (Goal.com)
AS Roma, juara UEFA Europa Conference League musim 2021-2022 (Goal.com)
Fiorentina juga mampu menjadi finalis (musim 2022-2023 dan 2023-2024) dan semifinalis (2024-2025) UEFA Europa Conference League, setelah di level domestik menjadi finalis Coppa Italia musim 2022-2023. Tak ketinggalan, Lazio juga melangkah sampai perempatfinal Liga Europa musim 2024-2025.

Di antara semua kuda hitam yang muncul di Italia, profil Atalanta dan Bologna mungkin terlihat kurang menarik, tapi keduanya mampu menyelip dengan lincah di antara para raksasa.

Atalanta, yang sudah punya stadion sendiri sejak tahun 2017, cukup stabil menjadi tim kuda hitam. Meski pemain kunci mereka datang dan pergi, kombinasi lulusan akademi klub dan transfer efektif mampu menjaga tim tetap kuat.

Di bawah arahan Gian Piero Gasperini, La Dea bahkan mencapai final Coppa Italia musim 2023-2024 dan juara Liga Europa 2023-2024. Pada musim panas 2024, Ademola Lookman dkk juga tampil di Piala Super Eropa.

Atalanta, tim pesaing papan atas Liga Italia yang berjaya di Liga Europa musim 2023-2024 (Goal.com)
Atalanta, tim pesaing papan atas Liga Italia yang berjaya di Liga Europa musim 2023-2024 (Goal.com)
Bologna, yang baru mencuat dua musim terakhir, juga berprogres. Setelah meraih tiket lolos ke Liga Champions musim 2023-2024, Rossoblu melanjutkan sensasi mereka, dengan meraih gelar Coppa Italia musim 2024-2025 usai mengalahkan AC Milan 1-0 di final.

Meski kehilangan pelatih Thiago Motta (ke Juventus) plus ditinggal pemain kunci seperti Riccardo Calafiori (ke Arsenal) dan Joshua Zirkzee (ke Manchester United) di musim panas 2024, keputusan Direktur Teknik Giovanni Sartori mendatangkan pelatih Vincenzo Italiano terbukti jitu.

Italiano, yang sebelumnya mencapai tiga partai final bersama Fiorentina, langsung angkat trofi Coppa Italia di musim pertamanya. Menariknya, Giovanni Sartori juga sempat bertugas sebagai Direktur Teknik Atalanta, tim yang juga muncul sebagai kuda hitam di Italia, tepatnya pada tahun 2014-2022.

Terlepas dari siklus naik-turun tim, para kuda hitam telah menghadirkan satu daya tarik baru, yang sekaligus menyegarkan Liga Italia. Dengan dana transfer relatif terbatas, mereka tetap bisa belanja secara efektif, dan tetap bisa bersaing, berkat keberadaan sosok-sosok jempolan di balik layar.

Hebatnya, sensasi yang dihadirkan tim-tim kuda hitam Italia juga hadir, dalam langkah jauh di kompetisi antarklub Eropa. Alhasil, Inter Milan (yang secara performa dan prestasi relatif stabil di Italia dan Eropa) tidak sendirian "menggendong" Liga Italia di Eropa.

Inilah satu faktor yang membuat posisi Liga Italia cukup stabil di empat besar koefisien UEFA, sekaligus menjadi bukti, kenapa mereka masih jadi salah satu yang terbaik. Bukan semata karena "hype" media, guyuran uang melimpah dari sponsor atau hak siar, tapi juga karena ada adu kecerdasan tingkat tinggi di lapangan dan balik layar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun