Indonesia sendiri sebenarnya sempat punya harapan, kala Muhammad Ferarri mencetak gol di satu jam pertandingan. Apes, VAR mendapati satu kaki Ramadhan Sananta offside. Gol pun dibatalkan.
Alih-alih membakar semangat, momen ini malah membuat mental pemain Timnas U-23 anjlok. Uzbekistan pun leluasa memanfaatkan situasi dan akhirnya mencetak gol.
Selepas unggul, tim dari negara pecahan Uni Soviet ini tetap bermain agresif, sambil menambahkan sedikit unsur "furbizia" dengan beberapa kali memprovokasi di momen pelanggaran. Hasilnya, mereka bisa tetap mengontrol situasi, dan semakin leluasa saat Rizky Ridho dikartu merah, sebelum akhirnya mengunci kemenangan dari gol bunuh diri Pratama Arhan.
Secara taktis, Timnas U-23 bisa dibilang sudah naik kelas. Tim ini tak hanya mampu memaksa lawan memainkan taktik nakal, tapi juga sudah membuat lawan bermain dengan intensitas tinggi dan rencana taktik sedemikian rupa.
Dengan kata kata lain, Indonesia tak lagi bisa dianggap enteng, karena harus dihadapi dengan persiapan rapi. Ini menjadi satu kemajuan berikut, yang seharusnya bisa menjadi modal penting menuju perebutan juara ketiga.
Jika tim bisa merespon kekalahan, seperti saat melawan Australia dan Jordania, harapan lolos ke Olimpiade masih ada.
Akankah?