Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilpres, Pemilu, dan Demokrasi Kita

3 Mei 2023   22:28 Diperbarui: 3 Mei 2023   22:33 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fenomena ini kebetulan berbanding lurus, dengan kegagapan sebagian partai politik, khususnya dalam mengakomodasi apalagi memahami segmen pemilih muda.

Belum banyak yang bisa dilakukan parpol sejauh ini, untuk menjadi lebih relevan dengan pemilih muda, yang jumlahnya terus bertambah. Kalaupun ada, baru sebatas membuat meme garing di medsos atau tarian kaku di Tiktok.

Selebihnya, mereka masih belum lepas dari pendekatan kuno yang serba ribet dan gaduh. Cara-cara seperti ini jelas membuat "ilfeel" pemilih muda.

Ingat gaduh soal batalnya Piala Dunia U-20 dan polarisasi masyarakat di dua pemilu terakhir kan?

Belum lagi, kalau pendekatan yang digunakan masih menggunakan cara-cara kuno seperti politik identitas. Di era digital yang lintas batas, cara-cara ini sudah sangat tidak relevan, kalau tidak boleh dibilang terlalu primitif.

Kalau cara lama masih dipertahankan, jangan kaget kalau pemilih muda cenderung kurang peduli apalagi berminat dengan politik nasional. Meski menarik, segalanya serba rumit dan bobrok.


Terlalu riskan untuk generasi muda terjun ke sana, bahkan jika punya banyak modal uang atau koneksi. Mungkin, inilah hasil dari sebuah demokrasi yang dibangun diatas modal besar, bukan kualitas.

Tidak banyak yang bisa diharapkan di sini, karena banyak kontestan yang terlibat sudah bertaruh. Buktinya, di hampir setiap pemilu, ada saja caleg yang mengalami gangguan jiwa, akibat gagal setelah "bertaruh" begitu banyak.

Kalaupun lolos, masih ada saja yang korupsi. Benar-benar bikin pusing.

Praktis, satu-satunya patokan valid diantara semua keruwetan yang ada tinggal "apakah visi-misi, program dan lingkungan di sekitar kandidat tersebut sejalan dengan ideologi negara atau tidak".

Kalau iya, bisa dipertimbangkan, kalau tidak tinggal dicoret, karena ideologi negara sifatnya mutlak. Habis perkara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun