Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Naturalisasi Pemain, Solusi Instan yang Rumit

24 Maret 2023   05:26 Diperbarui: 24 Maret 2023   05:28 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shayne Pattynama, sudah dinaturalisasi tapi belum bisa debut di Timnas Indonesia karena kendala administrasi (Bolasport.com)

Dalam sedekade terakhir keberadaan pemain naturalisasi menjadi satu fenomena umum di sepak bola nasional. Ada yang memang punya garis keturunan Indonesia seperti Elkan Baggott dan Jordi Amat, dan ada juga yang sudah lama tinggal di Indonesia seperti Marc Klok dan Ilija Spasojevic.

Secara umum, dua tipe ini memang jadi tipikal umum pemain naturalisasi di seluruh dunia. Hanya saja, Indonesia menerapkan sistem kewarganegaraan tunggal, tidak seperti sejumlah negara lain.

Di satu sisi, strategi naturalisasi terlihat sebagai satu solusi instan menambah kekuatan tim nasional. Tak perlu repot-repot membina pemain sejak bocah, pemain berkualitas lebih baik dari pemain lokal bisa didapat.

Tapi, di balik sisi mudah itu, ternyata tetap ada sisi tak mudah, yaitu proses pengurusan pindah keanggotaan federasi. Kurang lebih seperti Sertifikat Transfer Internasional (ITC) FIFA yang jadi tanda pengesahan transfer seorang pemain.

Di era sepak bola profesional seperti sekarang, hal-hal administratif seperti ini menjadi satu bagian umum, antara lain karena menyangkut kesejahteraan pemain  dan aspek legal.

Dengan kata lain, kalau status kewarganegaraan personal si pemain sudah berganti, tapi status administrasinya masih belum berganti, maka ia belum bisa bermain untuk tim nasional barunya.

Di sepak bola nasional, kasus ini belum lama terjadi pada Shayne Pattynama. Pemain kelahiran Belanda ini diketahui sudah sah menjadi WNI, tapi status kepindahan federasi (dari KNVB ke PSSI) masih belum tuntas.

Alhasil, pemain klub Viking (Norwegia) ini masih belum bisa memperkuat Timnas Indonesia saat menghadapi Burundi di jeda internasional FIFA bulan Maret 2023. Praktis, kesempatan terdekat pemain keturunan Indonesia itu baru akan datang, saat pertandingan melawan Palestina, bulan Juni mendatang.

Sebelumnya, masalah serupa juga sempat terjadi pada Ezra Walian. Meski sempat debut di laga ujicoba melawan Myanmar tahun 2017, masalah administrasi yang belum tuntas membuatnya tak bisa main di agenda resmi FIFA, seperti Kualifikasi Piala Asia U-23.

Masalah ini muncul, karena pemain Ezra ternyata sempat tampil bersama Timnas Belanda U-17 di Kualifikasi Piala Eropa. Akibatnya, pemain yang sempat tampil di SEA Games 2017 ini baru mendapat kesempatan tampil bersama Tim Garuda pada tahun 2021, ketika proses kepindahan federasinya tuntas.

Masalah yang dialami Shayne Pattynama dan Ezra Walian ini juga berpotensi terjadi pada Justin Hubner, jika proses naturalisasinya masih ingin dituntaskan.

Seperti diketahui, pemain tim muda Wolverhampton Wanderers ini sempat membela Timnas U-19 Belanda, dan belakangan memilih bergabung dengan pelatnas Timnas Belanda U-21 di Spanyol, dalam tim yang juga diproyeksikan untuk Euro U-21.

Terlepas dari tarik ulur yang masih berlangsung, catatan kurang bagus PSSI dalam mengurus administrasi jelas jadi titik lemah. Jadi, bukan kejutan kalau akhirnya Hubner memilih membatalkan proses naturalisasi, karena walau tuntas secara kewarganegaraan, status kepindahan federasinya belum tentu sudah tuntas.

Di satu sisi, pencarian pemain keturunan Indonesia, yang belakangan mulai menuntut standar tinggi memang bisa jadi satu solusi cepat, ditengah silang sengkarut sepak bola nasional.

Tapi, dengan masih belum bagusnya aspek administrasi, ditambah birokrasi yang rumit, seharusnya kasus Shayne Pattynama, Ezra Walian dan Hubner (apapun keputusan akhir si pemain) seharusnya bisa jadi peringatan bagus buat Erick Thohir dan jajarannya di PSSI.

Kalau aspek administrasi saja masih belepotan, apa kabar sektor yang lebih kompleks?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun