Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Indonesia vs Argentina, Menarik Sih, tapi....

18 Maret 2023   20:42 Diperbarui: 19 Maret 2023   18:15 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wakil Ketua Umum PSSI, Zainudin Amali menuturkan tengah mengupayakan timnas Argentina bisa bertanding melawan timnas Indonesia di FIFA Matchday. Foto: Kompas.com/Ahmad Zilky

Tak lama setelah memastikan jadwal pertandingan melawan Palestina, tepatnya pada 14 Juni mendatang, PSSI kembali bergerilya mencari lawan tanding. Tak tanggung-tanggung, tim yang sedang coba dilobi adalah Argentina.

Mungkin ini terdengar seperti mimpi di siang bolong, karena tim yang dijajaki adalah tim juara Piala Dunia 2022. Meski begitu, ternyata ini masih masuk akal.

Penyebabnya, pada bulan Juni 2023 mendatang, Albiceleste akan beruji coba melawan Timnas Bangladesh, dengan kesepakatan antara BFF (PSSI-nya Bangladesh) dan AFA (PSSI-nya Argentina) sudah dicapai sejak bulan Januari 2023 silam.

Kemungkinan Indonesia bertemu Lionel Messi dkk juga cukup terbuka, karena pada tahun 2017 silam, Argentina pernah beruji coba melawan Singapura. Artinya, kunjungan ke Asia Tenggara bukan hal baru buat mereka.

Dalam pertandingan ini, Argentina yang kala itu masih dilatih Jorge Sampaoli dan tidak diperkuat Lionel Messi menang 6-0 atas Singapura.

Pada prosesnya, Indonesia sempat disebut melakukan penjajakan, dalam momen yang kebetulan berdekatan dengan kunjungan diplomatik Presiden Argentina ke Indonesia, tapi Singapura-lah yang akhirnya dipilih sebagai lawan tanding.

Kini, kesempatan itu kembali datang.

Jika benar terealisasi, pertandingan ini sebenarnya bisa menjadi satu pengalaman menarik sekaligus langka buat sepak bola Indonesia. Untuk pertama kalinya, khususnya di era modern, Indonesia akan kedatangan tim yang berstatus juara Piala Dunia.

Soal asal wilayahnya, tim dari Amerika Selatan sebetulnya bukan lawan baru buat Tim Garuda, karena terakhir kali mereka berjumpa tim dari wilayah ini pada tahun 2010, dengan Uruguay (negara tetangga sekaligus rival lama Argentina di Amerika Selatan) sebagai lawan tanding.

(Tribunnews.com)
(Tribunnews.com)

Kala itu, La Celeste yang berstatus semifinalis Piala Dunia 2010 datang dengan  sebagian besar kekuatan terbaik. Meski tanpa Diego Forlan, tim asuhan Oscar Tabarez menang telak 7-1, dalam laga yang diwarnai gol Boaz Solossa dan trigol duet Luis Suarez-Edinson Cavani.

Dari segi pengalaman bertanding, pertemuan dengan tim kelas satu seperti ini memang spesial. Bukan hanya karena keberadaan nama kelas dunia di dalamnya, tapi karena ciri khas yang konsisten mereka tampilkan.

Ada perpaduan menarik antara teknik individu, kerjasama tim, taktik, dan fisik, dengan level yang bukan kaleng-kaleng. Benar-benar satu kesempatan menarik.

Dari segi bisnis (dan politis) kedatangan Tim Tango (apalagi kalau Messi ikut serta) juga bisa jadi satu paket istimewa. Bukan hanya karena tim juara dunia datang ke Indonesia, tapi karena akan ada perhatian internasional di sini.

Dari segi bisnis, kedatangan tamu kelas dunia bisa menarik animo suporter dan sponsor. Kapan lagi tim juara dunia tiga kali akan datang ke sini?

Dari segi politis, kedatangan tim asuhan Lionel Scaloni juga bisa menjadi satu strategi pencitraan yang bagus, karena pesan "sepak bola Indonesia sedang berbenah menyambut era baru dengan ambisi besar" bisa langsung terlihat, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Meski terdengar ambisius, langkah penjajakan pada Timnas Argentina oleh PSSI tampaknya merupakan satu solusi instan yang ingin dicoba di era Erick Thohir, untuk membangun ulang optimisme, khususnya setelah melewati masa-masa rumit belakangan ini.

Karenanya, skor atau poin di ranking FIFA bukan tujuan utama di sini, tapi inilah yang jadi satu titik kekhawatiran.

Andai pertandingan ini benar-benar jadi dilaksanakan, dan Timnas Indonesia mampu memperlihatkan satu saja poin positif, misalnya kecepatan lari atau aksi individu menarik, media pasti akan mengupas sampai berlebihan.

Begitu juga dengan para pembuat konten, mereka akan berusaha mengangkat poin kecil itu, sampai membuat fakta lain terabaikan, termasuk hasil akhir pertandingan.

Tujuannya, seperti biasa, adalah mendorong narasi "potensial" yang biasanya jadi sudut pandang andalan media dan PSSI.

Kalau narasi ini masih terus saja digembar-gemborkan, rasanya tidak sulit untuk menyebut, meski ganti pengurus berkali-kali, PSSI hanya cinta pada potensi, tanpa pernah mau membina, karena lebih suka yang instan.

Miris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun