Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Saat Gambar Bercerita

20 Oktober 2021   15:24 Diperbarui: 20 Oktober 2021   15:36 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gambar di atas, adalah papan pemberitahuan dan "barikade" gelas, yang kebetulan saya temui, persis di sebelah tempat saya duduk, dan masih dalam satu kursi yang sama. Apa yang saya lihat itu memantik rasa iseng saya untuk memotretnya dengan kamera ponsel.

Jujur saja, saya tak tahu sama sekali, apa isi tulisan atau pesan lengkapnya. Sejak awal memang sudah seperti itu, bersama gelas-gelas plastik, yang entah milik siapa.

Dalam wujudnya, obyek yang lalu menjadi foto itu seperti sedang "bercerita". Tepatnya, tentang kewaspadaan dan euforia yang berbanding terbalik di masa pandemi virus cap bir.

Di awal kehadirannya, tulisan lengkap di papan itu seperti menandai, masih tingginya kewaspadaan, di tengah harapan yang mulai tumbuh, setelah setahun lebih tertidur pulas gegara terbuai dalam pandemi.

Ketika harapan itu tumbuh semakin besar, seiring turunnya angka kasus, ternyata itu justru membuat kewaspadaan tampak mengkerut, seperti kerupuk disiram kuah bubur ayam.

Memang, vaksinasi massal sudah menjangkau semakin banyak orang. Masalahnya, vaksin baru akan efektif berfungsi, jika dosisnya sudah lengkap.

Jika belum, tak ada gunanya, karena vaksinasi dosis lengkap adalah kunci mencapai kekebalan kolektif. Kekebalan kolektif sendiri baru bisa tercapai, jika vaksinasi dosis lengkap sudah mencakup 70-75 persen dari total populasi.

Dalam konteks jumlah penduduk Indonesia, hitungan sederhananya begini. Taruhlah total jumlah penduduk Indonesia 280 juta jiwa, maka, kekebalan kolektif baru bisa tercapai di kisaran angka 196-210 juta jiwa, atau kalau mau bulatnya saja, kita taruh di angka 200 juta jiwa.

Dengan target minimal sebanyak itu, seharusnya kewaspadaan tak boleh kendor sebelum tercapai, karena akibatnya bisa fatal. Jika sudah tercapai pun, waspada masih tak boleh bolos, karena virus cap bir ini hobi bermutasi seperti X-Men. 

Persis kata film Dono, "Baju merah jangan sampai lepas". Kalau sampai lepas, "Jangkrik boss".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun