Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Duel Sengit di Kota Madrid

20 Oktober 2021   05:31 Diperbarui: 20 Oktober 2021   05:32 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Atletico Madrid vs Liverpool (Detik.com)

Diantara partai-partai match day ketiga fase grup Liga Champions, partai Atletico Madrid vs Liverpool, Rabu (20/10) menjadi satu yang ditunggu. Maklum, kedua tim sama-sama mengawali musim dengan impresif, di bawah komando pelatih jempolan.

Sebenarnya, tuan rumah Atletico lebih diunggulkan, karena punya rekor cukup bagus saat berjumpa Liverpool. Ditambah lagi, sang juara Liga Champions enam kali terakhir menang di Spanyol pada tahun 2009, saat mengalahkan Real Madrid 0-1 di Santiago Bernabeu.

Tapi, Si Merah rupanya menyimpan taktik kejutan. Meski kembali diperkuat Alisson di bawah mistar, Fabinho secara mengejutkan tak diturunkan sebagai starter, meski sebenarnya fit.

Ini merupakan kontra strategi Juergen Klopp, terhadap strategi yang tampaknya sudah disiapkan oleh Diego Simeone, untuk meredam taktik lawan. Kebetulan, strategi El Cholo pernah terbukti manjur dua musim lalu, saat mendepak The Kop di perdelapan final Liga Champions.

Awalnya, strategi kejutan pelatih asal Jerman terbukti sukses. Lini tengah yang terlihat dinamis mampu mengejutkan Atleti, yang tampak kebingungan pada menit awal.

Hasilnya, Liverpool langsung unggul 0-2, saat tendangan keras Mohamed Salah dan Naby Keita sukses menjebol gawang Jan Oblak, hanya dalam waktu kurang dari lima belas menit sejak sepak mula.

Tapi, momen "jenius" itu ternyata jadi awal kebangkitan Los Colchoneros. Perlahan tapi pasti mulai membaca kelemahan taktik kejutan Klopp. Naby Keita yang awalnya mampu mengejutkan, berbalik menjadi satu titik lemah yang mampu diekspos.

Hasilnya, sang juara bertahan La Liga Spanyol mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2 berkat sepasang gol Antoine Griezmann. Kedua gol ini tercipta dalam rentang waktu kurang dari lima belas menit.

Setelah skor imbang, Koke dkk mampu membuat beberapa peluang gol, memanfaatkan kepanikan di lini belakang Liverpool. Beruntung, Alisson mampu membuat sejumlah penyelamatan, sehingga skor imbang 2-2 tetap bertahan sampai jeda babak pertama.

Di awal babak kedua, Atletico sebenarnya mendapat momentum positif, karena mulai coba mengendalikan alur permainan. Apes, momen itu hanya berumur tak sampai sepuluh menit.

Penyebabnya, tim asuhan Diego Simeone harus bermain dengan sepuluh orang sejak menit ke 52, karena Griezmann dikartu merah wasit. Pemain asal Prancis ini mendapat hadiah kartu merah langsung, karena kakinya kedapatan menendang kepala Roberto Firmino.

Momen ini menjadi satu titik balik. Liverpool yang di awal babak kedua menggantikan Keita dengan Fabinho gantian memegang kendali permainan. Peluang mencetak gol sempat hadir, tapi pertahanan rapat khas Atletico terbukti sulit ditembus.

Thomas Lemar dkk bahkan mampu membuat lini belakang Liverpool, yang digalang duet Virgil Van Dijk dan Joel Matip kewalahan, karena serangan balik cepat mereka cukup efektif dan berbahaya.

Tapi, nasib mujur rupanya sedang memihak Liverpool, setelah di menit ke 77 mereka mendapat hadiah penalti, setelah Mario Hermoso secara ceroboh melanggar Diogo Jota di kotak terlarang. Setelah sempat tertunda sejenak karena protes dari pemain tim tuan rumah, hadiah penalti ini sukses dikonversi Mohamed Salah menjadi gol di menit ke 79.

Meski akhirnya Jordan Henderson dkk mampu unggul 3-2, Atletico hampir saja mendapat hadiah penalti di menit-menit akhir waktu normal, setelah Jose Maria Gimenez terjatuh di kotak penalti. Beruntung, VAR lalu membatalkan keputusan itu, karena sang pemain asal Uruguay sebenarnya tidak dilanggar di kotak terlarang.

Setelahnya, meski Simeone menurunkan Luis Suarez dan berusaha bermain lebih agresif kekalahan 2-3 tetap tak terhindarkan, karena Liverpool sudah mampu mengontrol situasi.

Dengan hasil ini, Liverpool hanya butuh satu kemenangan lagi untuk memastikan lolos dari "grup neraka". Kebetulan, di pertandingan lain, FC Porto menang 1-0 atas AC Milan. Hasil ini membuat FC Porto dan Atletico Madrid sama-sama meraih empat poin dari tiga laga, meninggalkan AC Milan yang masih nirpoin.

Selain karena mendapat tambahan tiga poin, kemenangan di Estadio Wanda Metropolitano juga menjadi bukti kedewasaan mental anak-anak Merseyside Merah, karena mereka tak termakan gaya "tricky" dan protes berlebihan para pemain Atletico. Alih-alih terprovokasi, mereka justru sukses membuat lawan frustrasi.

Melihat kedewasaan, dan ketangguhan mereka, seharusnya lolos dari "grup maut" bukan perkara sulit. Sang wakil Inggris bahkan bisa saja memilih, tim mana yang akan mendampingi lolos ke babak selanjutnya. Tapi, situasi nyaman itu hanya akan terwujud, jika mereka tetap fokus.

Maju terus, Reds!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun