Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mengintip Buntut Insiden di Old Trafford

4 Mei 2021   00:36 Diperbarui: 4 Mei 2021   00:54 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi protes suporter Manchester United di Old Trafford (Tribunnews.com)

Pada Minggu (2/5), terjadi aksi protes yang dilakukan oleh sekelompok suporter Manchester United di stadion Old Trafford, tepat jelang kick off partai Northwest Derby melawan Liverpool.

Dalam aksi ini, sejumlah besar suporter tim tuan rumah merangsek masuk ke dalam lapangan, dan membuat laga lanjutan Liga Inggris ini terpaksa harus ditunda.

Beruntung, pada saat kejadian, kedua tim masih berada di hotel, dan belum berangkat ke stadion, sehingga pihak operator kompetisi bisa langsung ambil tindakan.

Aksi ini sendiri merupakan aksi protes lainnya, yang menuntut keluarga Glazer, selaku pemilik klub, hengkang. Tuntutan ini muncul, menyusul keikutsertaan klub pada proyek ambisius Liga Super Eropa alias ESL, dan stagnasi prestasi klub beberapa tahun terakhir.

Memang, klub-klub "Big Six" lainnya juga mendapat protes dari suporter terkait proyek ESL, yang belakangan kolaps, tapi para suporter ini tak sampai menggeruduk lapangan stadion seperti di Old Trafford.

Tentunya, tak ada yang meragukan kecintaan mereka pada Si Setan Merah, tapi aksi ini benar-benar merugikan, karena pertandingan harus ditunda, dan belum ada titik temu terkait jadwal penggantinya.

Penyebabnya, meski Liverpool punya jadwal bertanding yang agak longgar, karena hanya tinggal bertanding di liga domestik, United tidak punya. Seperti diketahui, tim asuhan Ole Gunnar Solskjaer masih harus bertanding di semifinal Liga Europa, dan berpeluang lolos ke final, setelah menghajar AS Roma dengan skor 6-2.

Masalah lainnya, mereka juga akan menghadapi Leicester City, yang juga akan bertanding di final Piala FA. Jadi, agak sulit melakukan penjadwalan ulang, kecuali jika mereka bersedia menurunkan tim cadangan, khususnya jika jadwal baru nantinya bertabrakan dengan jadwal bertanding di Eropa.

Mengundurkan jadwal ke awal Juni pun rasanya mustahil, karena banyak pemain akan bersiap membela timnas negara masing-masing, entah di Copa America atau Euro. Otomatis, insiden ini hanya akan membuat semua pusing.

Salah satu kemungkinan, United bisa saja mendapat hukuman denda, karena suporternya kedapatan melanggar aturan protokol kesehatan COVID-19, dengan merangsek masuk ke stadion secara bergerombol.

Kemungkinan lainnya, khususnya jika tak ada titik temu soal jadwal pengganti,  mereka bisa saja mendapat hukuman kalah walk out, karena dinilai gagal menyelenggarakan pertandingan sesuai jadwal, dan lalai dalam mengantisipasi gangguan keamanan di dalam stadion.

Meski terkesan sangat keras, hukuman kalah walk out karena alasan serupa pernah terjadi di Derby Della Madonnina, pada perempat final Liga Champions musim 2004/2005 di Stadion Giuseppe Meazza. Bedanya, insiden ini terjadi saat pertandingan sedang berlangsung.

Kala itu, Inter Milan yang bertindak sebagai tuan rumah dinyatakan kalah walk out 0-3 dari AC Milan, dan didenda UEFA, karena oknum suporter mereka kedapatan menghujani lapangan dengan petasan, yang antara lain mengenai tubuh Nelson Dida, kiper AC Milan.

Jadi, kemungkinan ini cukup masuk akal, karena sudah pernah diterapkan di Liga Champions, dan bisa saja diterapkan di Liga Inggris. Jika yang terjadi adalah peningkatan kasus COVID-19 dalam satu tim, seperti pada kasus laga Manchester City Vs Everton beberapa waktu lalu, tentu masih bisa ditoleransi, karena memang sedang dalam situasi pandemi.

Dua kemungkinan itu adalah yang paling masuk akal, jika melihat situasinya. Masalah lain yang terlihat adalah muncul kembalinya hantu "hooliganisme", yang dulu pernah menjadi penyakit di sepak bola Inggris.

Hanya saja, pada kasus kali ini, pemilik klub lah yang jadi target aksi, meski akhirnya klub yang tetap kena getahnya. Potensi kambuhnya hooliganisme ini, adalah satu poin yang bisa disoroti, dari insiden di Old Trafford.

Dari situasinya, aman dikata kalau internal klub United memang sedang bergejolak, meski grafik performa tim sebenarnya cukup meningkat musim ini. Tapi, berhubung sekarang masih dalam situasi pandemi, ini jelas akan jadi perseden kurang baik buat kompetisi secara keseluruhan.

Entah apa yang dipikirkan oleh para pendemo itu, tapi rasanya ini akan jadi satu cerita memalukan lainnya, karena sudah sukses merusak apa yang selama ini sudah dibangun di Negeri Big Ben: bebas hooliganisme, dan image sebagai salah satu liga terbaik dunia.

Terlepas dari kesemboronoan mereka, insiden di Old Trafford seolah menjadi sekuel pertunjukan "The Power of Fans" lainnya, setelah drama proyek ESL. Bedanya kali ini bisa saja berdampak negatif buat klub, karena terbukti melanggar aturan di masa pandemi.

Menarik ditunggu, bagaimana kelanjutan kasus ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun