Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Senjakala Generasi "Tiki-Taka"

12 April 2018   08:47 Diperbarui: 12 April 2018   19:26 3207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.lazone.id

"Romantada" mendadak viral di media sosial usai kemenangan 3-0 AS Roma atas Barcelona, Rabu, (11/4). Terminologi ini adalah pelesetan dari kata "Remuntada" yang dalam bahasa Catalan berarti comeback. Sebelumnya, kata "Remuntada" sempat populer musim lalu, saat Barca sukses mengalahkan PSG secara dramatis, dengan skor agregat 6-5.

Memang, kemenangan ini menjadi comeback bersejarah I Lupi, setelah kalah 1-4 di markas Barca pekan lalu. Adalah gol-gol Edin Dzeko, Daniele De Rossi, dan Kostas Manolas, yang memastikan "Romantada" bersejarah ini terwujud. Uniknya, ketiga nama ini juga mencetak gol di leg pertama. Bedanya, Dzeko mencetak gol ke gawang Barca, sementara De Rossi dan Manolas menjebol gawang AS Roma, secara tak sengaja tentunya.

"Romantada" ini layak diapresiasi. Karena, Roma tampil begitu spartan. Dengan didukung puluhan ribu Romanisti, yang menjadi "pemain ke 12" sepanjang jalannya laga, ditambah Determinasi, plus efektivitas Roma, mereka sukses membungkam Barca, sekaligus memberi klub Catalan itu kekalahan pertama di Liga Champions musim ini. Kekalahan ini, menjadi "one hit KO" buat Barca. Karena, Barca langsung terdepak dari kompetisi Liga Champions.

Menariknya, "Romantada" ini juga menunjukkan kerangka skuat Barca generasi saat ini sudah 'habis' di Eropa. Memang, mereka masih perkasa di Spanyol. Tapi, catatan 4 kali menjadi perempatfinalis Liga Champions, sejak musim 2013/2014 (dengan tiga diantaranya terjadi di tiga musim terakhir) menunjukkan, Barca sudah tak sedigdaya sebelumnya di Eropa.

Meski diisi pemain-pemain usia muda dan matang, macam Marc Andre Ter Stegen, Samuel Umtiti, dan Ousmane Dembele, masih dominannya peran pemain senior alumnus La Masia, macam Gerard Pique, Andres Iniesta, dan Sergio Busquets, plus ketergantungan akut pada sosok Lionel Messi, membuat Barca di Eropa tak ubahnya mobil balap yang enggan masuk pit-stop saat balapan. Mereka memang masih oke di fase awal, tapi selalu kehabisan bensin, saat memasuki periode krusial.

Bicara soal keempat nama pemain di atas, tentu tak ada yang meragukan kualitas, dan pengalaman mereka. Tapi, dengan usia mereka saat ini (yang rata-rata berusia 30 tahun keatas), akan sulit bagi mereka, untuk terus bermain di level seperti 5-10 tahun lalu, masa ketika Barca masih berjaya di Eropa.

Memang, keempat nama ini, menjadi sisa generasi emas Tiki-Taka yang fenomenal itu. Tapi, kini situasinya berbada, mengingat sepak bola high pressing dengan permainan tempo tinggi sedang menjadi primadona. Pastinya, akan sulit bagi para pemain senior ini, jika harus rutin bermain dalam tempo tinggi seperti dulu. Karena, hanya akan membuat mereka rentan cedera.

Memang, untuk saat ini, kemampuan Lionel Messi masih bisa diandalkan. Tapi, seiring bertambahnya usia Si Kutu, Barca tak bisa lagi memainkannya secara penuh di semua laga.

Malah, "Messi-dependencia" ini akan menjadi bom waktu buat Barca, jika Messi sudah benar-benar 'habis' atau pensiun. Kecuali, jika Barca mampu menemukan penerus berkualitas sepadan.

Barca dan para Cule boleh saja membanggakan akademi La Masia, dan filosofi "Tiki-Taka" yang dimiliki Barca. Tapi, jangan lupa, setelah generasi Messi dkk, belum ada lagi alumnus La Masia, yang menjadi anggota reguler tim utama Barca. Hector Bellerin (Arsenal), dan Mauro Icardi (Inter Milan), malah bersinar di klub lain, tanpa sempat tampil di tim utama Barca. Rafinha (Inter Milan) dan Gerard Deulofeu (Watford), masih akrab dengan masalah inkonsistensi performa, dan sedang dalam masa peminjaman.

Boleh dibilang, La Masia tak lebih dari 'tempelan' belaka. Sementara, filosofi Tiki-Taka sudah usang, dan tak lagi mampu membendung keampuhan sepak bola high pressing yang sedang 'ngetren' saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun