Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

AC Milan yang (Masih) Menjaga Tradisi

28 November 2017   15:34 Diperbarui: 28 November 2017   15:35 1741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah menuai serangkaian hasil buruk di Liga Italia, terutama selama bulan Oktober-November 2017 ini, akhirnya manajemen AC Milan resmi 'putus hubungan' dengan pelatih Vicenzo Montella, pada Senin (27/11). Posisi Montella, lalu digantikan oleh Gennaro "Rino" Gattuso (39), legenda Milan dan timnas Italia, yang sebelumnya melatih tim junior AC Milan.

Sekilas, penunjukan Gattuso adalah solusi cepat yang masuk akal. Karena, ia cukup memahami seluk-beluk klub, dan cukup disegani suporter Milan. Maklum, ia pernah memperkuat Milan cukup lama (1999-2012), dan menjadi salah satu pilar Milan era Carlo Ancelotti (2001-2009), yang antara lain sukses meraih 2 gelar Liga Champions Eropa (2002/2003 & 2006/2007). Selain itu, ia adalah pilar timnas Italia, saat juara Piala Dunia 2006.

Tapi, jika ditarik mundur, penunjukan Gattuso ini menunjukkan, Milan masih kukuh menjaga 'tradisi' mereka sejak era kepemimpinan Berlusconi (1986-2017). Tradisi itu adalah, menunjuk pelatih muda (berusia 40-an tahun atau kurang), atau mantan pemain Milan. Tradisi ini cukup unik. Karena, berbeda dengan kebiasaan klub besar Eropa pada umumnya, yang cenderung lebih suka menunjuk pelatih berpengalaman dengan CV kepelatihan bagus.

Jika dilihat lagi, sekilas kebiasaan Milan ini mirip sebuah perjudian. Karena, dengan gaya penunjukan ini, Milan sering sukses, tapi sering gagal juga. Untuk contoh suksesnya, ada Arrigo Sacchi (1987-1991 dan 1997), Fabio Capello (1987, 1991-1996 dan 1997-1998), Alberto Zaccheroni (1998-2001), Carlo Ancelotti (2001-2009), dan Massimiliano Allegri (2010-2014). Dari merekalah, Milan mampu meraih trofi, baik di Italia maupun Eropa.

Sedangkan, untuk contoh gagalnya, Clarence Seedorf, Fillipo Inzaghi, Sinisa Mihajlovic Christian Brocchi, dan Montella, adalah contoh aktualnya. Mereka adalah para pelatih Milan dalam 3 tahun terakhir (2014-2017), yang semuanya berakhir dengan pemecatan. Inilah potret nyata periode suram Milan belakangan ini.

Dari fakta inilah, Gattuso berada di persimpangan. Di satu sisi, ia dinaungi optimisme tinggi, mengingat karir bermainnya yang amat sukses di Milan. Selain itu, Gattuso punya figur yang bisa dijadikan referensi, yakni Fabio Capello, dan Carlo Ancelotti. Keduanya adalah mantan pemain Milan, yang meraih sukses saat melatih Milan.

Pada saat yang sama, kedatangannya juga diliputi keraguan. Maklum, ia masih 'hijau' dalam hal melatih. Meski sukses saat bermain, Gattuso belum tentu akan sukses saat melatih. Apalagi, dalam hal menugaskan pelatih yang masih hijau, dari kalangan mantan pemain mereka, Milan pernah gagal total saat dilatih  Inzaghi, Seedorf, dan Brocchi. Ketiganya sama-sama gagal saat melatih tim senior Milan, setelah sebelumnya cukup sukses melatih tim junior Milan. Kebetulan, ketiganya adalah rekan setim Gattuso saat bermain di Milan dulu.

Di bawah bayang-bayang antara optimisme dan keraguan, Milan menapak babak baru mereka di bawah arahan Gennaro Gattuso. Akankah pertaruhan Milan kali ini menuai sukses?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun