Mohon tunggu...
YosArianda
YosArianda Mohon Tunggu... Pelaut - Petani

Terlahir dari tangisan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Bukan Alat Balas Dendam

17 Desember 2023   00:06 Diperbarui: 17 Desember 2023   00:45 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Suatu malam di Gramedia, salah satu toko buku di Kupang, saya bertemu salah seorang teman, sambil melihat dan memilah buku ia meminta pendapat kepada saya tentang situasi politik yang terjadi di kampungnya.

Ia  mengisahkan bahwa kemungkinan akan terjadinya gesekan antar masyarakat, sebab calon pemimpin yang akan maju dalam pemilu melakukan kampanye politik dengan cara menjatuhkan lawan politik dan ini membuat sekat antar masyarakat menjadi kelompok A kelompok B kelompok C dan seterusnya. Lalu ia meminta saya memberikan pandangan saya terkait soal ini.

Mendengar pernyataan ini saya teringat kisah Gusdur (baca: Biografi Gus Dur) Gus Dur adalah tokoh politik Indonesia, dari Gus Dur kita melihat pentingnya politik sebagai sarana mencapai keadilan dan kesejahteraan, bukan alat untuk membalas dendam. Dalam biografinya, terungkap bagaimana Gus Dur memimpin Indonesia dengan nilai-nilai demokrasi, toleransi dan dialog.

Kesederhanaan dan keberagaman menjadi landasan visinya, ini menjadi bukti bahwa politik sebagai wadah untuk dapat membawa perubahan positif tanpa harus terjerat dalam siklus dendam politik atau menggunakan politik sebagai alat yang kelak dapat membuat sekat antar masyarakat pendukung.

Lalu apa nilai yang dapat kita sebagai pemilih maupun yang dipilih ambil dari kisah Gus Dur.

Pertama, kepada calon pemimpin pentingnya integritas dan kepemimpinan yang berbasis pada kejujuran dan keadilan. Gus Dur menunjukkan bahwa integritas adalah kunci untuk memenangkan kepercayaan rakyat.

Kedua, kepada masyarakat pemilih nilai-nilai demokrasi dan partisipasi aktif masyarakat sangat penting. Sebab itu para calon pemimpin perlu memahami bahwa masyarakat bukan hanya penerima kebijakan, tetapi juga bagian penting dalam proses pengambilan keputusan. Gus Dur mempromosikan keterlibatan rakyat dalam politik sebagai pondasi demokrasi yang sehat.

Ketiga,  toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman adalah nilai esensial. Kepada Calon pemimpin harus mampu memahami dan menghormati perbedaan pendapat serta keberagaman masyarakat, sebagaimana yang diterapkan oleh Gus Dur dalam memimpin.

Terakhir, keterbukaan terhadap dialog dan komunikasi yang efektif menjadi pelajaran berharga. Gus Dur dikenal sebagai seorang pemimpin yang mendengarkan dan membuka ruang agar masyarakat dapat mengetahui latar belakang, rekam jejak, capaian-capaian dan motivasi calon pemimpin, sebab rakyat memiliki HAK untuk mengetahui dan menilai apakah rekam jejak itu diselesaikan dengan baik ataukah justru sebaliknya dan apakah motivasi itu membangun atau justru sebaliknya.

Karena dalam politik siapapun yang akan dipilih oleh masyarakat akan sangat punya dampak bahkan lebih lama dari yang kita bayangkan tentang pemilu 5 tahunan, dampak itu bukan hanya bagi pemilih melainkan kesemua unsur kehidupan dari ibu hamil, bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, lingkungan, pendidikan, kesehatan dan pembangunan, dll. Di daerah maupun didalam kampung tempat/wilayah kita tinggal.

Semoga Nilai-nilai politik Gus Dur dapat kita terapkan baik sebagai pemilih maupun yang dipilih.

Selamat berkampanye untuk para calon Pemimpin yang akan melayani Rakyat..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun