Mohon tunggu...
Yosafat Bayu Kuspradiyanto
Yosafat Bayu Kuspradiyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Student

believe in yourself and you'll be unstoppable

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Transformasi Harian Jogja dalam Menghadapi Digitalisasi dan Konvergensi Media

14 November 2022   14:34 Diperbarui: 14 November 2022   14:40 844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harian Jogja juga memakai ukuran surat kabar yang sesuai dengan memberi perhatian yang lebih pada pewarnaan dan grafis, untuk memenuhi tuntutan modernitas. Wilayah distribusi koran ini ada di seluruh wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi Kota Yogyakarta dan juga wilayah kabupaten seperti Sleman, Bantul, Kulonprogo, dan Gunung Kidul. 

Terdapat hal unik bila bercerita mengenai bagaimana Harian Jogja ini diterbitkan. Selain sebagai satu-satunya perusahaan media yang mengambil tempat peluncuran perdana di tempat istimewa (Bangsal Kepatihan), acara tersebut juga dihadiri oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, jajaran GKR Hemas dan juga sejumlah komisaris dan Direksi Bisnis Indonesia maupun Direksi Solopos untuk menyambut penerbitan perdana koran yang diprakarsai oleh Y.A. Sunyoto, Y. Bayu Widagdo, Adhitya Noviardi, dan Engky Harnani ini. 

Hal tersebut tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi jajaran direksi awal koran Harian Jogja. Dari peristiwa tersebut masyarakat Jogja dapat mengenal koran Harian Jogja dalam tempo singkat, yang kemudian mampu menjadi trendsetter dan juga koran dengan peringkat kedua untuk media cetak di DIY di tahun ketiganya berjalan. 

Menghadapi Arus Jurnalisme Digital

Portal Online Harian Jogja (sumber: pribadi)
Portal Online Harian Jogja (sumber: pribadi)

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun melalui wawancara dengan Nugroho Nurcahyo sebagai Redaktur Pelaksana Harian Jogja, saya mencoba untuk menganalisis cara Harian Jogja dalam menghadapi arus digitalisasi dan konvergensi media. Terlepas dari sistem kerja Harian Jogja sebagai perusahaan media cetak, ternyata aktivitas yang terjadi dalam lingkup Harian Jogja secara eksplisit berusaha menampilkan karakter ekonomi politik dari media ini. Unsur awal yang dapat ditemukan dalam dinamika Harian Jogja terletak pada proses spasialisasi. 

Setelah menelusuri sejarah berdirinya Harian Jogja,  ternyata ada suatu fakta bahwa sebenarnya Harian Jogja ini merupakan produk spasialisasi vertikal dari perusahaan media Bisnis Indonesia Group. Seperti yang sudah dipelajari sebelumnya, spasialisasi vertikal merupakan perluasan pola kepemilikan berdasarkan tingkatan perbedaan proses produksi dan distribusi atau perluasan secara geografi untuk mengatasi batasan ruang dan waktu. 

Bisnis Indonesia Group sebagai media nasional berusaha menangkap kebutuhan para pembaca lokal. Menurut mereka para pembaca lokal akan cenderung menekuni, mencari, dan menghargai fenomena ataupun isu lokal yang ada di daerahnya sendiri tanpa selalu disuguhkan oleh isu-isu nasional yang senyatanya secara geografis tidak dekat dan berhubungan dengan masyarakat lokal tersebut. Oleh sebab itu, Bisnis Indonesia Group memprakarsai kehadiran Harian Jogja sebagai platform penyedia berita lokal yang inspiratif dan edukatif untuk masyarakat lokal di daerah Yogyakarta.

Selain berdasarkan riset potensi dan prospek dari tim independen, pemilihan Yogyakarta sendiri sebagai fokus pemilihan Bisnis Indonesia Group dalam melahirkan perusahaan pers daerah erat hubungannya dengan aspek kepemilikan media cetak tunggal di daerah Yogyakarta. Sebelum terbitnya Harian Jogja, pasokan informasi dan berita lokal di daerah Yogyakarta hanya dikuasai oleh Kedaulatan Rakyat. Sehingga dapat dikatakan selama bertahun-tahun Kedaulatan Rakyat telah menguasai produksi berita lokal di Yogyakarta. 

Tentu bila realitas ini dibiarkan, akan timbul monopoli media lokal dikarenakan proses produksi dan distribusi berita sepenuhnya dikuasai oleh satu media saja. Maka dari itu, hadirnya suatu media cetak lokal lain diharapkan mampu memberikan sudut pandang baru bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi terkait isu-isu yang berkembang di daerah. Dengan demikian, penyebaran media cetak lokal dapat terdiferensiasi dengan munculnya Harian Jogja yang mengadopsi gaya pemberitaan dari Bisnis Indonesia Group berdasarkan semboyan "Berbudaya, Membangun Kemandirian".

Seiring berjalannya waktu, Harian Jogja mulai diterima dan mendapat atensi dari pembaca di daerah Yogyakarta dan sekitarnya. Peningkatan jumlah tiras sebanyak 21.000 penjualan yang berhasil diraih hanya dalam waktu 7 bulan sejak Harian Jogja terbit, menjadi momentum positif bagi Harian Jogja untuk mempertahankan bisnis dan mengembangkan potensinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun