Mohon tunggu...
Yosafati Gulö
Yosafati Gulö Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Warga negara Indonesia yang cinta kedamaian.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kemungkinan Tindakan Nekat Prabowo dan Kegagalannya yang Berakhir di Ruang Isolasi

20 Mei 2019   10:08 Diperbarui: 20 Mei 2019   13:58 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin saja diawali dengan memaksa masuk di kantor PU, Bawaslu, dan Istana Negara, serta tempat-tempat strategis seperti stasiun radio, TV, kantor-kantor media cetak, Bandara, Stasiun KA, teminal bus.

Dengan begitu ia bisa mendeklarasikan kepada dunia bahwa Presiden terpilih adalah Paslon 02, atas nama Prabowo Subianto sebagai Presiden dan Sandiaga Salahuddin Uno sebagai Wakil Presiden.

Namun, peluang tersebut tampaknya kecil. Pasalnya, jauh-jauh hari TNI dan Polri sudah siap menghadapi segala kemungkinan. Telah menyiagakan 32.000 personel gabungan di DKI Jakarta untuk mengamankan hasil rekapitulasi dan pengumuman hasil Pemilu 2019, tangal 22 Mei 2019. (Beritasatu.com)

Sebagai mantan petinggi TNI, tentu Prabowo sadar hal tersebut. Oleh sebab itu, ia mungkin menyiapkan strategi lain. Ia nekat mengajak massa main gebuk siapa saja yang menghalangi, merusak fasilitas KPU, Bawaslu, atau fasilitas umum lainnya, atau tindakan lain yang bisa memancing aparat melakukan kekerasan. 

Targetnya ialah akan muncul korban di pihaknya. Semakin banyak semakin baik. Bahkan termasuk dirinya sendiri. Itulah sebabnya ia menyiapkan surat wasiat. Dengan begitu ia berharap dunia internasional akan mengambil tindakan untuk memaksa Jokowi dan Ma'ruf Amin turun dari jabatan Presiden dan Wakil Presiden.

Apabila hal itu terwujud, maka sekalipun ia tidak menjadi Presiden RI, Prabowo masih merasa sukses. Ia merasa berhasil menggagalkan Jokowi-Ma'ruf menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2019-2014.


Namun, dengan tindakan tersebut, bukan berarti Prabowo bebas merdeka. Kalau pun ia terluput menjadi korban, bisa dipastikan ia tak bisa tidur, apalagi nyenyak, di rumahnya. Malahan ia dipaksa pindah di salah satu hotel prodeo. Entah di Jakarta maupun di kota lain.

Penjegal rencana Prabowo

Sebaik apa pun rencana Prabowo, namun ada beberapa hal yang menjadi penjegal, yang barangkali tidak ia sadari. Pertama, tidak semua pendukungnya mau merelakan dirinya sia-sia untuk memerjuangkan hal yang tak berdasar secara hukum.

Yang tampak mendukung, termasuk Fadli Zon, Amien Rais, Rizal Ramli, dan para Pimpinan FPI, mantan anggota HTI, GNPF, dan PA 212 tidak akan maju di barisan terdepan untuk main gebuk atau melakukan perusakan.

Mereka punya keluarga. Mungkin sebagian besar atau seluruhnya memiliki istri/suami dan anak-anak. Mereka tidak mau menelantarkan keluarganya untuk memerjuangkan ilusi. Paling banter, mereka teriak-teriak pakai microfon menyemangati massa, menyuruh mereka yang mau dan bisa disuruh-suruh karena memang sudah disiapkan melalui program braindwashing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun