Mohon tunggu...
Yonni Prianto
Yonni Prianto Mohon Tunggu... Perawat - Perawat Jiwa

Salam sehat Jiwa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menjaga Kesehatan Jiwa di Tengah Pandemi Covid-19

1 Desember 2020   19:20 Diperbarui: 1 Desember 2020   19:25 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Oleh : Ns. Yonni Prianto, M.Kep, Sp.Kep.J

Ners spesialis keperawatan jiwa

Covid-19 belum juga berlalu. Semenjak ditetapkannya status pandemi oleh WHO pada tanggal 11 Maret 2020, maka seluruh masayarakat dunia berada dalam situasi yang berubah dari sebelumnya. Pandemi COVID-19 merupakan bencana non alam yang turut menimbulkan dampak. 

Dampak yang telah kita alami diantaranya dampak fisik dari penyakit, penurunan aktivitas usaha secara global, penyesuaian sistem bekerja dari rumah, dirumahkan sementara, adanya pemutusan hubungan kerja, menurunnya penghasilan, penyesuaian metode pembelajaran, dll. Dampak tersebut pada akhirnya juga berkembang menjadi dampak psikologis yang erat kaitannya dengan kesehatan jiwa. 

Kesehatan Jiwa  adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya (UU no.18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa). 

Pada masa pandemi yang sulit ini, pada akhirnya kita diajak untuk terus mengatasi tekanan, tetap produktif dan berkontribusi. Kita berupaya melewati pandemi ini dengan melaksananakan adaptasi kebiasaan baru. 

Kita mulai menerapkan protokol kesehatan dengan mencuci tangan, memakai masker dan mejaga jarak. Lalu bagaimana adaptasi kita terhadap kesehatan jiwa? Sebagai bentuk adaptasi terhadap kesehatan jiwa, maka kita juga bisa menambah kemampuan untuk menjaga kesehatan jiwa.  

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Pedoman Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) Pada Pandemi Covid-19. Demikian juga Ikatan Perawat Kesehatan Jiwa Indonesia (IPKJI) juga telah menerbitkan Buku DKJPS COvid-19: Keperawatan Jiwa. Kedua literatur tersebut bisa dipelajari oleh tenaga kesehatan, relawan maupun masyarakat umum. 

Pedoman tersebut ditujukan dalam rangka mencegah agar orang yang sehat jiwa tetap sehat dan tidak masuk dalam kategori kelompok risiko. Kelompok risiko atau orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) bisa saja muncul akibat dampak mental/psikolgis dari pandemi covid-19. Tentunya kita perlu mengantisipasi dampak psikologis dari pandemi ini.

Mengapa pandemi covid-19 bisa menimbulkan dampak psikologis ? Ya, hal ini merupakan proses alamiah terjadinya stress, dimana pandemi menjadi stressor yang akan direspon oleh individu. Tiap individu mungkin memiliki penilaian yang berbeda-beda terhadap stressor ini.  Ada individu yang mampu menghadapi stressor dan ada juga yang tidak mampu menghadapinya. 

Reaksi individu tergantung dari bagaimana pandangan individu terhadap dampak stressor  dan pengaruhnya pada situasi mereka, sistem dukungan yang tersedia pada waktu stress serta cara yang digunakan untuk menghadapi sress. Oleh karena itu penting sekalali untuk memberikan dukungan psikososial yang bertujuan melindungi atau meningkatkan kesejahteraan psikologis dan atau mencegah serta menangani kondisi kesehatan jiwa seseorang.

Bentuk dukungan yang bisa dilakukan diantaranya adalah melakukan promosi kesehatan baik fisik maupun psikososial. Hal ini sebenarnya sudah diajarkan melalui slogan yang telah kita kenal lama dalam bahasa latin yang berbunyi  mens sana in corpore sano yang artinya "di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat''. 

Promosi kesehatan fisik untuk tubuh yang sehat dengan cara edukasi menjaga dan meningkatkan imunitas fisik meliputi konsumsi makanan yang bergizi, minum yang cukup, rajin berolahraga, beraktivitas secara proporsional dan juga istirahat yang cukup. Sedangkan untuk promosi kesehatan jiwa yang kuat bisa dilakukan dengan cara menjaga fisik tetap rileks, menjaga emosi, pikiran dan perilaku  supaya tetap positif, membangun hubungan sosial yang positif, serta meningkatkan kualitas spiritual.

Agar tubuh tetap rileks, kita bisa memulai dengan menerapkan latihan sederhana yaitu relaksasi nafas dalam. Apabila anda merasa lelah atau sedang penat, maka cobalah cari suasana yang lebih tenang, duduk santai tapi tegap. Kemudian ambil nafas perlahan-lahan dan rasakan kesegarannya hingga terasa sensasinya memenuhi otak. 

Rasakan sesaat sensasinya seolah-olah bertukar dengan udara baru yang bersih, segar, penuh oksigen. Setelah itu keluarkan nafas perlahan-lahan seolah-olah anda melepaskan udara kotor dan penat yang tadinya dirasakan. Ulangi 2-3 kali atau hingga merasa semakin rileks. Latihan ini cukup efektif untuk mempertahankan fungsi Hipotalamus di otak agar tetap baik . 

Organ ini umumnya berfungsi sebagai sistem alarm di otak ketika seseorang mengalami stress. Semakin sering seseorang stress, maka organ ini akan sering merespon. Ketika kita tidak mengimbanginya dengan relaksasi maupun hal-hal yang bersifat positif maka organ ini menjadi terporsir dan bisa menurunkan fungsinya dalam jangka panjang. Oleh karena itu mari kita jaga supaya fisik tetap sehat dan jiwa menjadi kuat melewati masa pandemi ini. 

Salam sehat jiwa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun