Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Menguji Strategi Jokowi "Mengadu" Raksasa

12 Januari 2020   18:41 Diperbarui: 13 Januari 2020   07:58 2740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal coast guard China memotong haluan KRI Usman Harun yang sedang patroli di Laut Natuna. Foto: ANTARA

Tergantung sudut kepentingannya. Jika semata demi menegaskan kedaulatan, strategi demikian itu menguntungkan Indonesia.

Tetapi, jika pun "tidak berani" menghadapi kekuatan Jepang dan AS di Natuna, China memainkan kartu truf lain yakni utang yang dikaitkan dengan investasi seperti dalam proyek kereta cepat Jakarta - Bandung. 

Meski bunyinya investasi, tetapi penyertaaan modal dari BUMN Indonesia mencapai 60 persen yang duitnya kemungkinan hasil pinjaman dari China.

Jika proyek tersebut kemudian mangkrak karena China menghentikan "investasi" maka BUMN (baca: Indonesia akan kelimpungan untuk melunasi pinjaman ke China Development Bank sehingga akan dihadapkan pada penyitaan aset sebagaimana terjadi di Pakistan dan negara-negara Afrika.

Sebagai sebuah pilihan dan memang harus ada ketegasan, kebijakan Presiden Jokowi layak didukung meski dengan beberapa catatan. Sebab kita justru lebih tertarik Presiden Jokowi "mengakui" ada pelanggaran kedaulatan yang dilakukan oleh China dan memberikan perintah untuk mengusir kapal-kapal asing di Natuna.

Langkah persuasif seperti yang dikatakan Laksdya Yudho Margono sudah cukup karena hanya mengulur waktu sementara kekayaan laut Natuna terus dijarah. 

Salam @yb

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun