Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mudik

29 April 2022   18:23 Diperbarui: 29 April 2022   18:30 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: Suara.com

Jefri nampak tidak sabar mempersiapkan segala sesuatunya demi bertemu istri dan buah hati tercinta di kampung halamannya. Maklum, gaji besar dan posisi bagus di perusahaan tempatnya bekerja membuatnya harus sabar dan rela berpisah lama dengan keluarga kecilnya yang ada di sebuah kampung kecil di daerah Jawa Timur.

Beruntung, Jefri memiliki Bude di Ibu Kota yang bisa  menyediakan tempat tinggal untuknya dan ia membalasnya dengan memberikan uang belanja bulanan.

Karena itulah, mudik jadi satu-satunya momen penting baginya untuk berada dekat dengan keluarganya dalam waktu yang cukup lama. Melepas rindu dengan canda tawa yang begitu riang.

Koper disiapkan, beberapa lembar uang pun dimasukkan amplop untuk dibagikan ke anaknya setibanya nanti di kampung halaman. Rasa bahagianya membuncah, tak tertahankan.

Mobilnyapun dipanaskan, dicek setiap bagiannya agar masalah tak menemuinya di tengah jalan nanti.

Sambil mesin mobil dibiarkan menyala, Ia pun segera mengambil kopernya di kamar untuk dimasukkan ke dalam mobilnya.

"Mau kemana kamu le?", tanya bude

"Mau mudik de, ketemu Ratih sama Banu", jawab Jefri

Bude lantas memeluk Jefri dengan erat, membisikkan sesuatu ke telinganya, dan tangis keduanya pun pecah.

Seperti biasa, tangisan Jefri yang begitu sendu membuat tetangganya datang untuk memberikan penghiburan ala kadarnya.

Kata tetangga sekitar, kejadian berulang seperti ini selalu terjadi di setiap musim mudik. Hal tersebut dimulai ketika beberapa tahun lalu terjadi pandemi hebat di seluruh dunia, termasuk di negeri ini.

Konon, istri dan anak Jefri tak kuasa menghadapi virus mematikan tersebut. Sementara Jefri tak bisa berbuat apa-apa karena terhalang karantina wilayah.

Sejak saat itulah kata orang pikirannya seperti terganggu. Ia akan mempersiapkan segala sesuatunya ketika musim mudik tiba, berharap masih bisa bertemu istri anaknya.

***
Obat penenang yang diberikan Bude membuat Jefri tertidur. Kopernya kembali dimasukkan ke dalam lemari. Mesin mobilnya pun dimatikan. 

Jefri, lagi-lagi tak jadi mudik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun