Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"June & Kopi", Kisah Persahabatan Anjing dan Manusia yang Hangat dan Personal

29 Januari 2021   11:27 Diperbarui: 29 Januari 2021   18:23 1048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum masuk ke dalam pembahasan film Indonesia pertama yang menceritakan kisah persahabatan antara anjing dan manusia yang baru saja dirilis tanggal 28 Januari 2021 di Netflix, izinkan penulis bagikan sedikit kisah personal tentang penulis dan anjing peliharaan penulis.

Bagi penulis yang bertahun-tahun memiliki anjing peliharaan, kisah bahagia, haru, dan sedih kerap mewarnai hari-hari penulis bersama anjing-anjing tersebut. Karena mereka tak hanya menjadi sekadar teman, melainkan menjadi bagian dari keluarga yang selalu hadir di naik turunnya kehidupan penulis dan keluarga.

Ada yang setia menjadi penjaga kala penulis masih bayi. Ada yang hilang karena diculik namun bisa kembali pulang ke rumah. Ada yang mati diracun oleh tetangga yang tidak suka. Bahkan ada juga yang berumur panjang hingga belasan tahun dan mati karena usia, menandakan tugas menjaga dan menghibur seisi rumah sudah selesai.

Itulah sebabnya bagi penulis, setiap film yang bercerita tentang persahabatan anjing dan manusia selalu terasa personal. Karena meskipun bumbu-bumbu fiksinya begitu kuat, namun tak dapat dipungkiri beberapa ceritanya terasa dekat dan mirip dengan apa yang penulis alami bersama anjing-anjing penulis. Tak jarang cerita-cerita tersebut juga terasa sentimentil dan menyentuh.

Sumber: idntimes.com
Sumber: idntimes.com
June & Kopi yang menjadi film Indonesia pertama yang mengangkat kisah persahabatan anjing dan manusia tersebut, lantas juga mampu memberikan kisah yang terasa dekat dan hangat, lengkap dengan bumbu fiksi yang kuat layaknya kita menyaksikan film-film persahabatan anjing dan manusia produksi Hollywood.

Bagi kita yang mungkin senang menyaksikan film produksi Hollywood seperti Marley & Me, Hachiko, franchise Air Buds, A Dog's Purpose, hingga The Art of Racing in The Rain (baca di sini), tanpa disadari tentu saja sudah memiliki standar cukup tinggi terhadap dog movie.

Maka tak salah juga jika sebagian orang kemudian merasa ragu mengenai kualitas film June & Kopi ini. Mengingat film ini adalah film Indonesia pertama yang bermain di genre ini.

Namun ternyata, June & Kopi mampu menjawab keraguan tersebut bahkan bagi penulis mampu melampaui ekspektasi. Setidaknya ekspektasi milik penulis sendiri.

Sumber: layar.id
Sumber: layar.id
Bagi penulis, June & Kopi sudah sangat memenuhi syarat sebagai dog movie yang baik. Dimulai dari departemen musik garapan Joy Ngiaw (A Kite's Tale, Cobra Kai) yang begitu apik memainkan musik latar di berbagai ranah emosi, mulai dari ceria hingga sedih. Yang kemudian dilengkapi dengan visual dan sinematografi menarik garapan Budi Utomo, yang sebelumnya juga hasil karyanya cukup penulis sukai, yaitu pada film Darah Daging (baca di sini).

Sedangkan dari penulisan cerita, tidak ada yang benar-benar baru dari apa yang ditulis oleh Titien Wattimena (Aruna & Lidahnya, Toko Barang Mantan) . Ceritanya masih terasa formulaic layaknya dog movie Hollywood, meskipun di beberapa sisi tetap terasa nuansa lokalnya.

Walaupun berjudul June & Kopi yang menunjukkan adanya dua anjing pada film ini, namun tak dapat dipungkiri bahwasanya porsi June di film ini jauh lebih banyak dari Kopi. Bahkan bisa dibilang ini adalah film tentang June.

June sendiri diceritakan sebagai anjing liar yang memiliki trauma terhadap anak kecil, dikarenakan seringnya mereka berbuat nakal terhadap June. Sampai suatu hari akhirnya June ditemukan oleh Aya (Acha Septriasa) secara tidak sengaja. June pun dibawa pulang ke rumahnya. Dan kenakalan June membuat suami Aya, Ale (Ryan Delon) menolak kehadiran June. Terlebih mereka juga sudah memiliki anjing lain bernama Kopi.

Sumber: cnnindonesia.com
Sumber: cnnindonesia.com
Namun dalam perjalanannya June pun akhirnya diterima di keluarga tersebut dan menghadirkan berbagai keceriaan di rumah tersebut. Sampai di mana keluarga tersebut kehadiran anggota keluarga baru dalam diri Karin, anak Aya dan Ale.

June pun lantas menjadi teman setia bagi Karin sekaligus penjaga di setiap aktivitasnya. Loyalitas dan aura kehangatan pun lantas selalu disebar oleh June, bahkan dalam masa terkelam sekalipun.

***

Sumber: kompas.com
Sumber: kompas.com
Bagi penulis, June & Kopi bukanlah dog movie yang sempurna. Tentu saja banyak kekurangan di sana-sini yang membuat film ini seperti makanan yang kurang garam. Nikmat tapi terasa kurang mantap di lidah.

Ada beberapa hal yang terasa kurang bagi penuli yang akan penulis jabarkan sebagai berikut;

Yang pertama, film ini memang merupakan film fiksi. Namun konflik besar yang dipilih di akhir film justru sangat terkesan mengada-ada, meskipun memang sisi emosional yang diharapkan cukup bisa tertangkap dengan baik. Padahal set-up cerita sedari awal sudah sangat baik dan kuat, juga masih believable untuk ukuran fiksi.

Yang kedua, banyak sekali momen kebetulan yang membuat film ini terasa kurang natural. Memang dalam dog movie produksi Hollywood pun bakal sering ditemukan momen-momen kebetulan seperti ini, hanya saja sejatinya hal tersebut masih bisa ditingkatkan dan diperhalus lagi kemunculannya.

Yang ketiga, sudah seharusnya film ini berjudul June saja. Karena peran Kopi sebagai anjing yang sejatinya berperan sebagai kick-ass partner bagi June terasa kurang maksimal. Bahkan hingga akhir film pun, peran Kopi tidaklah benar-benar bisa menjadi scene stealer.

Sumber: Netflix.com
Sumber: Netflix.com
Namun selain itu film ini bersinergi dengan baik antara visual, musik, dan aktornya. Sehingga tiap scene yang muncul selalu terasa manis dan hangat. Benar-benar menjadi film keluarga yang memiliki aura positif yang kuat. 

Bahkan interaksi antara anjing dan para aktor di film ini terasa sangat natural dan believable. Kita dibuat percaya bahwa June & Kopi adalah benar-benar milik para aktor di film ini.

Sumber: antaranews.com
Sumber: antaranews.com
Acha Septriasa tentu tidak perlu diragukan lagi kualitas aktingnya. Selain begitu baik chemistrynya bersama Ryan Delon, Acha juga cukup baik memainkan emosinya kala harus beradu akting dengan anjing.

Akting para anjing pun cukup smart, menandakan bahwa kerja keras para tim di belakang layar untuk menghasilkan adegan anjing yang terasa natural begitu tinggi. Hal ini tentu saja sangat patut diapresiasi.

Sumber: netflix.com
Sumber: netflix.com
Sederhananya June & Kopi berhasil memberikan pengalaman menyaksikan dog movie lokal yang begitu baik. Sekaligus memberikan standar tinggi bagi kemunculan dog movie lokal di kemudian hari. Bahkan tak tertutup kemungkinan di eksplorasi ke berbagai macam cerita binatang lainnya semisal kucing, kelinci, atau bahkan kuda.

Meskipun banyak kekurangan di sana-sini, tapi penulis cukup terpuaskan oleh film ini. Bagi audiens anak-anak pun film ini bisa dijadikan pilihan selagi mereka masih berkegiatan dari rumah.

Karena tak hanya memberikan cerita keluarga yang terasa hangat dan dekat, namun nilai-nilai positif tentang kehidupan pun banyak yang bisa diambil dalam film ini. Terutama tentang bagaimana seharusnya manusia bersikap terhadap binatang peliharaan, apapun itu. Sehingga edukasi tentang binatang khususnya anjing, bisa ditangkap dengan mudah oleh anak-anak.

So, June & Kopi penulis berikan skor 7/10 untuk kisahnya yang menghibur, hangat, lucu, dan bagi penulis sendiri cukup terasa personal. Memberikan nuansa baru yang terasa fresh bagi industri perfilman tanah air.

Yuk, nonton dan tetap sehat di rumah saja.
Salam Kompasiana.

*disclaimer: June & Kopi bukanlah film Indonesia pertama yang bermain di genre ini. Masih ada film Boni & Nancy yang pernah dirilis di tahun 1974. Mohon maaf atas kekeliruan yang ada dalam tulisan ini, karena penulis baru mengetahuinya setelah tulisan ini ditayangkan. Terima kasih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun