Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Tentang Cinta, Luka, dan Perpisahan dalam "Marriage Story"

8 Desember 2019   11:09 Diperbarui: 8 Desember 2019   16:26 2431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perpisahan pun menjadi jalan utama yang harus mereka tempuh. Meskipun hal tersebut selalu memakan korban yang sejatinya tidak bersalah yaitu anak.

Lika-liku pernikahan yang mereka hadapi terangkum apik dalam 2 jam 16 menit durasi film Marriage Story yang dirilis eksklusif di platform Netflix sejak 6 Desember lalu.

Sumber: Heyday Films/Netflix
Sumber: Heyday Films/Netflix
Meskipun memiliki judul Marriage Story atau terjemahan bebasnya Cerita Pernikahan, namun film ini tidaklah menceritakan tentang sebuah gambaran pernikahan yang ideal. 

Jauh dari itu, film ini justru memberikan gambaran jujur tentang rasa sakit yang paling memungkinkan untuk terjadi dari sebuah pernikahan.

Yang menarik, respon dari para penonton di media sosial mengenai film ini cukup beragam. Ada yang beranggapan bahwa pernikahan begitu menakutkan pasca menyaksikan film ini namun ada juga yang merespon bahwa perceraian adalah sebuah kesia-siaan pada akhirnya.

Bagi penulis pribadi, film ini mengandung 2 pesan yang cukup kuat terkait pernikahan dan perceraian. Yang pertama, film ini ingin menyampaikan bahwa jika ego lebih besar daripada cinta, maka pasangan tidak akan mendapatkan apapun. 


Kedua, kalaupun dari perceraian tersebut masing-masing mendapatkan sesuatu yang diinginkan, pada akhirnya tetap akan meninggalkan ruang kosong pada hati yang tak akan bisa diganti dengan apapun.

Dua pesan tersebut kemudian dibentuk dengan dinamika konflik yang sangat memikat hasil penyutradaraan Noah Baumbach (The Meyerowitz Stories, While We're Young), yang sekaligus juga menjadi penulis tunggal untuk cerita film ini.

Sumber: Heyday Films/Netflix
Sumber: Heyday Films/Netflix
Baumbach mengizinkan kita untuk melihat dengan jelas permasalahan pasangan ini tanpa terburu-buru memberikan penjelasannya di awal. Semuanya mengalir dalam dinamika konflik yang dimulai dengan ringan hingga klimaksnya berupa konflik besar yang menyakitkan.

Bahkan di tengah deretan konflik tersebut, Baumbach masih sempat memberikan sentuhan humanis melalui lelucon yang memberikan nuansa hangat pada keluarga tersebut. 

Sehingga meskipun film ini cukup dominan dalam menggambarkan sisi depresif dalam bahtera rumah tangga, ia masih memberikan kita kesempatan untuk berucap seperti "Tuh kan, kalian masih saling mencintai" atau "Kenapa sih gak coba ngalah salah satunya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun