Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Once Upon a Time in Hollywood" tentang Ambisi, Era Keemasan Hollywood, dan Tragedi Sharon Tate

24 Agustus 2019   18:12 Diperbarui: 25 Agustus 2019   15:57 1352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahkan Cliff Booth juga dianggap sebagai ikon maskulinitas lelaki Amerika yang kerap digambarkan Hollywood sebagai lelaki kulit putih, perokok, dan berusia setengah baya. 

Sementara Rick Dalton tak lebih dari gambaran sisi lelaki yang rapuh dan emosional, dimana ambisi besarnya terkadang harus tertahan hanya karena faktor usia dan penolakan dari lingkungan itu sendiri.

Sementara cerita ketiga yang nampak tak memiliki hubungan langsung dengan 2 sisi penceritaan Booth-Dalton ditujukan untuk aktris lawas Sharon Tate yang diperankan Margot Robbie, dimana kehidupan cintanya bersama Roman Polanski dan tragedi yang menimpanya di kemudian hari juga ikut sedikit mengubah wajah industri Hollywood untuk selamanya.

Sumber: Inquirer.com
Sumber: Inquirer.com
Dari sisi penceritaan film ini sejatinya sangat sulit untuk dicari kekurangannya. Karena selayaknya film-film khas Tarantino lainnya, film ini bergerak dalam alur non-linear dimana pada satu titik tertentu ketiganya saling bersinggungan dan menciptakan sebuah titik baru yang kemudian mengubah narasi awal film itu sendiri. 

Mungkin kita bertanya-tanya pada awalnya, apa hubungannya antara Rick Dalton yang kariernya mulai terlihat kacau dengan Cliff Booth si pemeran pengganti loyal yang memiliki konflik dengan para hippies di pertengahan film? 

Namun belum sampai kita mengetahui jawabannya, kita pun kemudian disuguhi oleh alur cerita Sharon Tate yang muncul di tengah-tengah dan sayangnya cukup minim dialog tersebut.

Namun itulah Tarantino, meskipun ketiga tokohnya nampak membawa standalone story, namun sejatinya ketiganya juga sedang dalam proses untuk menuju ke sebuah titik pertemuan yang sama.

Sumber: Denofgeek.com
Sumber: Denofgeek.com
Selain itu Quentin Tarantino pun menyajikan deretan homage yang ditujukan sebagai penghormatannya akan era keemasan industri Hollywood. 

Maka tak hanya menampilkan para pelaku industri yang selama ini kita kenal saja, namun juga berbagai judul film legendaris dan penampakan rumah-rumah produksi legendaris di tahun tersebut semisal Fox dan Columbia Pictures, turut serta dimunculkan dalam film ini.

Bahkan Tarantino pun menyajikan deretan fake movie yang dimaksudkan sebagai film-film yang diperankan oleh karakter Rick Dalton tersebut. 

Warnanya pun khas Quentin Tarantino. Dan entah mengapa, selipan fake movie ini justru jauh lebih menarik daripada selipan kisah Sharon Tate yang minim dialog tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun