Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Selamat Jalan, Stan Lee

13 November 2018   07:07 Diperbarui: 13 November 2018   13:12 1041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"I used to be embarrassed because I was just a comic-book writer while other people were building bridges or going on to medical careers. And then I began to realize: entertainment is one of the most important things in people's lives. Without it they might go off the deep end. I feel that if you're able to entertain people, you're doing a good thing." -- Stan Lee,The Washington Post

Betapa terkejutnya ketika mendapatkan notifikasi berita dari The Guardian pagi ini. Sosok dibalik serunya kisah Peter Parker berayun di kota New York dikabarkan meninggal di usia ke-95.

Ya, Stanley Martin Lieber atau yang lebih dikenal dengan nama Stan Lee telah berpulang pagi ini dengan terlebih dulu berjuang sejak lama melawan penyakit pneumonia dan kesulitan penglihatan. Stan Lee juga lebih dulu ditinggal sang istri Joan Boocock di tahun lalu, yang dinikahinya sejak 1947. Selama 70 tahun pernikahan itu, mereka akhirnya dipisahkan oleh maut.

Tentu saja beliau merupakan sosok penting dalam dunia hiburan. Sosok yang mengubah persepsi orang tentang komik dan tentunya sosok yang telah menghibur banyak orang di seluruh dunia dengan kisah kepahlawanan yang dibuat lebih stylish dan modern. Sosok yang membangkitkan Marvel dari keterpurukan dan menjadi pemimpin pasar komik dunia.

Tanpa Stan Lee, mungkin kita tidak akan pernah bisa melihat apa itu Marvel Cinematic Universe. Bahkan tanpa Stan Lee, kita tidak akan pernah melihat karakter jagoan Indonesia seperti Gundala dan Godam tercipta.

Memang, desain karakter Godam dan Gundala lebih condong ke arah DC, namun tak bisa dipungkiri kisah humanis yang berkembang di dalamnya jelas ada sedikit pengaruh dari Stan Lee.

Mengubah Kisah Superhero

Washingtonpost.com
Washingtonpost.com

Sub-Marine atau Namor serta Captain America merupakan tokoh komik yang diproduksi Stan Lee di awal-awal karirnya di tahun 1941 di bawah bendera Timely Comics yang merupakan cikal bakal Marvel Comics. Namun kesuksesan dua karakter tersebut tidak bertahan lama setelah DC merilis ulang karakter The Flash serta Justice League of America yang langsung diterima semua orang.

Mengetahui eksistensinya akan kalah dibanding DC jika tidak membuat gebrakan, Stan Lee pun pada akhirnya mencoba terobosan dalam komiknya yaitu memasukkan unsur humanis ke dalam tiap karakternya.

Dari yang sebelumnya kisah superhero identik dengan karakter jagoannya yang nampak tak punya masalah dalam hidup selain masalah-masalah eksternal dari sosok penjahat, kini justru superhero ditampilkan Stan Lee dalam kondisi yang rapuh layaknya manusia biasa. Fantastic Four lah yang kemudian menjadi proyek awal kisah superhero dengan konflik pribadi di dalamnya.

Itulah sebabnya kisah drama percintaan remaja Peter Parker yang kerap putus nyambung bisa begitu mengena. Kisah pengacara buta nan rapuh dari Matt Murdock bisa begitu menyentuh. Hingga kisah seorang jutawan baik hati dan melek teknologi dalam diri Tony Stark bisa begitu diimpikan setiap anak.

Emosi yang dimasukkan Stan Lee pada tiap karakternya menyebabkan tokoh-tokoh tersebut memiliki pembacanya sendiri. Setiap pembacanya pun memiliki kedekatan dengan masing-masing karakter berkat pengembangan karakter yang tidak monoton di tiap serinya.

Stan Lee Sang Visioner

Zimbio.com
Zimbio.com

Jika saja Stan Lee tidak ngotot untuk mengembangkan kisah komiknya ke media lain seperti televisi dan layar lebar, mungkin sampai saat ini kita tidak akan pernah menikmati visualisasi yang begitu megah dalam film-film MCU.

Seperti kita tahu, X-Men animated series yang dirilis di tahun 1992-1997 kelak menjadi batu loncatan untuk membuat X-Men versi live action di tahun 2000. X-Men Animated Series jelas memberi awareness pada penonton lama dan baru akan adanya karakter X-Men, sehingga ketika versi live action-nya ditayangkan beberapa tahun kemudian, tak sulit bagi X-Men untuk merasakan kesuksesannya di kancah Box Office dunia.

Meskipun kepemilikan karakter Spider-Man dan Fantastic Four dijual Marvel ke Sony dan Fox untuk menutupi kebangkrutannya kala itu dan ternyata juga menjadi gebrakan baru di dunia perfilman superhero, namun Stan Lee masih bermimpi bahwa film Avengers dan semesta Marvel lain akan ada yang memproduksi suatu saat nanti. 

Impian tersebut kelak terbukti di bawah kepemimpinan Kevin Fiege dan Avi Arad bertahun-tahun kemudian. Visinya lah yang akhirnya diwujudkan mereka berdua dalam bentuk Marvel Cinematic Universe.

Sang Cameo Sejati

Digitalspy.com
Digitalspy.com
Untuk hal ini nampaknya semua sepakat bahwa Stan Lee merupakan seorang cameo sejati dalam film. Ya, di setiap film-film Marvel selalu ada Stan Lee yang tampil sebagai cameo dan berperan menjadi karakter apapun.

Di film X-Men misalnya, Stan Lee muncul sebagai penjual hot dog di pantai. Di film The Amazing Spider-Man beliau juga muncul sebagai petugas perpustakaan yang sedang mendengarkan musik klasik sementara pertarungan Spider-Man dan Lizard terjadi dibelakangnya.

Bahkan film animasi dari DC yang juga cukup sukses yaitu Teen Titans Go, juga memasukkan Stan Lee sebagai salah satu karakter yang dijadikan jokes bahwasanya tak peduli film DC atau Marvel, Stan Lee adalah pecinta peran cameo di film apapun.

Penutup

Newsarama.com
Newsarama.com

Kepergian Stan Lee jelas meninggalkan luka bagi setiap fans superhero di berbagai penjuru dunia. Dunia maya pun berduka berkat banyaknya postingan netizen terkait kepergiannya.

Tak bisa dipungkiri, Stan Lee lah sosok inspiratif dibalik banyaknya karakter superhero Marvel yang muncul dan menjadi idola segala usia. Stan Lee lah yang memperkenalkan masa kecil kita dengan sosok pahlawan pemberantas kejahatan. 

Stan Lee lah yang membangkitkan impian seseorang akan sosok pahlawan imajinatif dalam dunia nyata ini. Sosok pahlawan yang kisahnya menyentuh secara personal. Sosok pahlawan di mana setiap orang bisa menjadi seperti mereka. Dan sosok pahlawan yang membumi dan siap melawan segala ketidakadilan yang terjadi.

Selamat jalan Stan Lee. Warisanmu begitu menginspirasi dunia. Tapi, Marvel Cinematic Universe akan berbeda tanpa kehadiranmu.

Salam Kompasiana.

Referensi 1

Referensi 2

Referensi 3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun