Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Selamat Jalan, Stan Lee

13 November 2018   07:07 Diperbarui: 13 November 2018   13:12 1041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari yang sebelumnya kisah superhero identik dengan karakter jagoannya yang nampak tak punya masalah dalam hidup selain masalah-masalah eksternal dari sosok penjahat, kini justru superhero ditampilkan Stan Lee dalam kondisi yang rapuh layaknya manusia biasa. Fantastic Four lah yang kemudian menjadi proyek awal kisah superhero dengan konflik pribadi di dalamnya.

Itulah sebabnya kisah drama percintaan remaja Peter Parker yang kerap putus nyambung bisa begitu mengena. Kisah pengacara buta nan rapuh dari Matt Murdock bisa begitu menyentuh. Hingga kisah seorang jutawan baik hati dan melek teknologi dalam diri Tony Stark bisa begitu diimpikan setiap anak.

Emosi yang dimasukkan Stan Lee pada tiap karakternya menyebabkan tokoh-tokoh tersebut memiliki pembacanya sendiri. Setiap pembacanya pun memiliki kedekatan dengan masing-masing karakter berkat pengembangan karakter yang tidak monoton di tiap serinya.

Stan Lee Sang Visioner

Zimbio.com
Zimbio.com

Jika saja Stan Lee tidak ngotot untuk mengembangkan kisah komiknya ke media lain seperti televisi dan layar lebar, mungkin sampai saat ini kita tidak akan pernah menikmati visualisasi yang begitu megah dalam film-film MCU.

Seperti kita tahu, X-Men animated series yang dirilis di tahun 1992-1997 kelak menjadi batu loncatan untuk membuat X-Men versi live action di tahun 2000. X-Men Animated Series jelas memberi awareness pada penonton lama dan baru akan adanya karakter X-Men, sehingga ketika versi live action-nya ditayangkan beberapa tahun kemudian, tak sulit bagi X-Men untuk merasakan kesuksesannya di kancah Box Office dunia.

Meskipun kepemilikan karakter Spider-Man dan Fantastic Four dijual Marvel ke Sony dan Fox untuk menutupi kebangkrutannya kala itu dan ternyata juga menjadi gebrakan baru di dunia perfilman superhero, namun Stan Lee masih bermimpi bahwa film Avengers dan semesta Marvel lain akan ada yang memproduksi suatu saat nanti. 

Impian tersebut kelak terbukti di bawah kepemimpinan Kevin Fiege dan Avi Arad bertahun-tahun kemudian. Visinya lah yang akhirnya diwujudkan mereka berdua dalam bentuk Marvel Cinematic Universe.

Sang Cameo Sejati

Digitalspy.com
Digitalspy.com
Untuk hal ini nampaknya semua sepakat bahwa Stan Lee merupakan seorang cameo sejati dalam film. Ya, di setiap film-film Marvel selalu ada Stan Lee yang tampil sebagai cameo dan berperan menjadi karakter apapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun