Mohon tunggu...
Yokebet Mega
Yokebet Mega Mohon Tunggu... Guru - Guru dan pembelajar

I am an ordinary person who believes that life is full of miracles. I learn from my life and anything around me then share my experience and views to others.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kujagain Sepatumu di Masjid

11 Desember 2017   06:25 Diperbarui: 11 Desember 2017   08:05 993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di Sabtu pagi Reza masuk ke halaman sekolah dengan langkah gontai. "Hey, kenapa lu? Wajah kok kusut gitu?' tanya Toni. "Gue lagi bete nih. Kemarin kan gue Jumatan di masjid depan sekolah seperti biasa, pas selesai Jumatan, eh ternyata sepatuku ilang. Udah aku cari-cari nggak ketemu. 

Aku tunggu sampai masjid sepi, aku cari lagi, tetap nggak ketemu. Jadi aku pulang nggak pake sepatu, mana panas lagi. Kakiku sampai melepuh. Orang ke masjid kan mau ibadah, eh kok ya ada yang berniat mencuri. Dosa besar itu", Reza bercerita denan emosi. Wajahnya merah dan suaranya meninggi. "O gitu, terus sekarang lu pake sepatunya siapa?", Toni bertanya. "Ini sepatu kakakku. Lu kan tau yang kemarin itu sepatu baru yang aku beli dari hasil menabung, baru seminggu. 

Sampai rumah, aku cerita sama ibu. Ibu bilang sementara pake sepatu mas Raihan dulu, ntar akhir bulan setelah bapak gajian baru beli sepatu baru. Ya sudah lah, mau gimana lagi. Nasib nasib." Toni melihat ke bawah, sepatu yang dikenakan Reza agak kegedhean, warna hitamnya pun udah agak pudar dan ada lubang kecil di ujung sepatu kanan. "Sementara pake itu dulu nggak apa-apa kan. 

Kan 1 minggu lagi akhir bulan, ntar gue temenin beli sepatu deh.", Toni mencoba menghibur sahabatnya. Bel sekolah berbunyi dan mereka pun bergegas masuk kelas.

Reza dan Toni bersahabat sejak mereka masuk SMP, sekarang mereka kelas VIII. Mereka teman sebangku di kelas VII. Meskipun di kelas VIII mereka tidak sekelas lagi, tapi mereka masih sering main bareng.  Waktu hari pertama masuk sekolah Toni hampir terlambat, ketika masuk kelas hanya tersisa satu bangku kosong, di sebelah Reza. Sejak itu mereka berteman, bahkan sering main bareng. 

Reza anak bungsu dari tiga bersaudara. Mas Raka sudah kuliah semester 3, kemudian mas Raihan duduk di SMA kelas XI. Ayahnya seorang karyawan dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Ibu Reza pintar memasak, kadang-kadang beliau menerima pesanan makanan atau kue dari tetangga. Toni anak tunggal, papanya meninggal 2 tahun lalu karena sakit. Mamanya meneruskan usaha toko kelontong peninggalan papanya. 

Biasanya akhir minggu Toni membantu mama nya di toko. Dia paling suka membantu jadi kasir, karena dia suka menggunakan ilmu matematikanya untuk menghitung harga belanjaan dan kalau jadi kasir dia bisa main game kalau sepi. Kalau libur, kadang-kadang Reza membantu Toni di toko juga. 

Sebaliknya kalau ibu Reza sedang banyak pesanan, Toni dengan senang hati datang membantu. Kalau Lebaran, Toni bawa bingkisan dari mama nya untuk Reza sekeluarga. Toni juga sangat menyukai opor ayam masakan ibunya Reza. Menjelang Natal atau waktu Imlek, biasanya Reza mengantar makanan maskan ibu untuk Toni dan keluarga.

Bel tanda istirahat berbunyi. Toni segera mencari Reza di kantin. "Bro, aku ada ide. Tapi sebelumnya boleh aku tanya?", kata Toni sambil duduk di  depan Reza dan mengunyah pisang goreng. "Aku kan non-muslim, boleh nggak aku ke masjid? Enggak masuk masjid, cuma di halaman aja." "Kalau di halaman masjid, nggak apa-apa. Emang kenapa?", tanya Reza.

"Gini...mulai Jumat depan, aku jagain sepatumu. Aku tunggu kamu di halaman masjid. Jadi kamu bisa Jumatan dengan tenang dan sepatumu dijamin aman", Toni berkata dengan semangat. "Wah boleh juga idemu, bro. Siiip....mulai minggu depan ya. Thanks, Ton." "No big deal, Za. tapi gua dibayarin pisang goreng ini ya. Duit gua ketinggalan di tas." Toni nyengir dan belari meninggalkan Reza.

Sejak saat itu Toni selalu jagain sepatu Reza setiap Jumat. Kalau Toni lagi kelaparan, dia tunggu di kantin sekolah, tetap jagain sepatu Reza, sementara sahabatnya ke masjid pakai sandal jepit. Dan persahabatan mereka pun terus berlanjut dengan hal-hal indah yang mereka lalui bersama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun