Mohon tunggu...
mort retardée
mort retardée Mohon Tunggu... Penulis

Menulis, membaca , rekreasi. Jika gagal jangan takut untuk mencoba kembali.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tragedi Timor Timur 1999: Bukti yang Disembunyikan, Luka yang Dibungkam. Menolak LUPA!

12 Agustus 2025   17:54 Diperbarui: 12 Agustus 2025   17:54 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dokumen Pribadi 

1. Pendahuluan

Timor Timur, 30 Agustus 1999 --- Di bawah pengawasan PBB, rakyat Timor Timur melakukan jajak pendapat yang menentukan nasib mereka: tetap menjadi bagian dari Indonesia atau merdeka. Hasilnya jelas: 78,5% memilih merdeka. Namun, kegembiraan itu hanya berlangsung sebentar. Dalam hitungan hari, gelombang kekerasan mematikan melanda. Desa-desa dibakar, warga sipil dibantai, dan infrastruktur hancur.

Versi resmi pemerintah saat itu menyebut kejadian ini sebagai "bentrok antar-kelompok yang tak terkendali". Tetapi hasil penelusuran investigasi selama 20 tahun terakhir menunjukkan pola terencana, bukan spontanitas.

---

2. Kronologi Kunci Kejadian

27 Agustus 1999 -- Menjelang pengumuman hasil referendum, laporan intelijen internasional mencatat adanya pergerakan milisi pro-integrasi ke beberapa titik strategis.

30 Agustus 1999 -- Hasil referendum diumumkan. Euforia rakyat merdeka diikuti pembentukan blokade jalan oleh kelompok bersenjata.

1-4 September 1999 -- Serangan sistematis dimulai. Rumah, sekolah, dan gereja dibakar. Banyak korban dibunuh di depan keluarga mereka.

6 September 1999 -- Pembantaian Gereja Suai: lebih dari 200 pengungsi dibunuh setelah berusaha mencari perlindungan di dalam gereja.

9 September 1999 -- Kantor-kantor pemerintah dibakar, warga sipil diangkut paksa ke kamp-kamp pengungsian di Nusa Tenggara Timur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun