1. Pendahuluan
Timor Timur, 30 Agustus 1999 --- Di bawah pengawasan PBB, rakyat Timor Timur melakukan jajak pendapat yang menentukan nasib mereka: tetap menjadi bagian dari Indonesia atau merdeka. Hasilnya jelas: 78,5% memilih merdeka. Namun, kegembiraan itu hanya berlangsung sebentar. Dalam hitungan hari, gelombang kekerasan mematikan melanda. Desa-desa dibakar, warga sipil dibantai, dan infrastruktur hancur.
Versi resmi pemerintah saat itu menyebut kejadian ini sebagai "bentrok antar-kelompok yang tak terkendali". Tetapi hasil penelusuran investigasi selama 20 tahun terakhir menunjukkan pola terencana, bukan spontanitas.
---
2. Kronologi Kunci Kejadian
27 Agustus 1999 -- Menjelang pengumuman hasil referendum, laporan intelijen internasional mencatat adanya pergerakan milisi pro-integrasi ke beberapa titik strategis.
30 Agustus 1999 -- Hasil referendum diumumkan. Euforia rakyat merdeka diikuti pembentukan blokade jalan oleh kelompok bersenjata.
1-4 September 1999 -- Serangan sistematis dimulai. Rumah, sekolah, dan gereja dibakar. Banyak korban dibunuh di depan keluarga mereka.
6 September 1999 -- Pembantaian Gereja Suai: lebih dari 200 pengungsi dibunuh setelah berusaha mencari perlindungan di dalam gereja.
9 September 1999 -- Kantor-kantor pemerintah dibakar, warga sipil diangkut paksa ke kamp-kamp pengungsian di Nusa Tenggara Timur.