Mohon tunggu...
Yohanes WahyuVega
Yohanes WahyuVega Mohon Tunggu... Jurnalis - menulis tanpa kenal lelah dan tetap tahu batas

Luangkan waktu sejenak untuk mulai berfikir secara kreatif

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jogja Kembali

24 Maret 2019   20:38 Diperbarui: 24 Maret 2019   20:56 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sejak tahun 1949 ada 3 kelompok yang ditunggu kedatangannya di Yogyakarta. Kelompok tersebut ialah kelompok Bangka ( Soekarno dan Hatta), kelompok PDRI ( Mr. Syarifuddin Prawira Negara) dan kelompok panglima Jendral Sudirman. Berturut-turut kedatangan mereka sebagai berikut, kemlompok Bangka tanggal 06 Juli 1949, kelompok PDRI dan Jendral Sudirman tanggal 10 Juli 1949.

Kedatangan mereka disambut oleh Sultan Hamengkubuwono IX, Ki Hajar Dewantara, Mr. Tadjuddin, serta petinggi lainnya.

"Selamat datang para pembesar negara, kami harap kedatangan anda membawa perubahan bagi bangsa dan tanah air ini." Sambut Sri Sultan pada kelompok Bangka.

Sementara itu tanggal 10 Juli 1949 Jendral Sudirman berpamitan dengan pemilik rumah yang ia tempati, bernama Pak Karso.

"Gandeng kulo badhe wangsul ing Ngayojo malih, naming weling kulo dateng Pak Karso lan keluarga ing mriki" kata sang Jendral. (Artinya: ("berhubungan saya akan kembali ke Jogja hanya pesan kami semoga Pak Karso dan keluarga di sini tidak mendapat halangan apapun.")

"Pangestunipun, mugi-mugi paduka lan rombonganipun saget mungkasi prahara bangsa punika" sahut Pak Karso. (Artinya: ("mohon restu, semoga tuan dan rombongan dapat menyelesaikan perkara bangsa ini.").

Setelah itu pasukan Jendral Sudirman memasuki wilayah Wonosari. Sesampainya di Jogja Jendral Sudirman dijempu oleh rombongan Sultan Hamengkubuwono. Ketika itu Jendral Sudirman sedang sakit sehingga ia harus ditandu dengan menggunakan pakaian gerilya dan ikat kepalanya yang khas , ia menerima rombongan Sultan Hamengkubuwono. Dalam kondisi letih dan sakit Jendral Sudirman dibawa ke Jogja dan mengikuti upacara penyambutan.

"Sugeng rawuh jendral" sambut Sri sultan. (Artinya: "selamat datang jendral")

Di tengah keadaan Jendral Sudirman yang kurang kondusif, ia menjadi pendamping Syarifuddin Prawira Negara sebagai inspektur. Secara resmi upacara dibuka pada tanggal 10 Juli 1949.

Pada tanggal 15 Juli 1949 dibuka sidang kabinet yang pertama, sebagai awal dari sidang kabinet selanjutnya. Pada sidang kali ini Syarifuddin Prawira Negara menyerahkan kekuasaan PDRI Kepada Soekarno.

"Dengan segala hormat dan bakti saya pada bangsa dan tanah ini, saya menyerahkan kembali kedaulatan dan kekuasaan negara ini kepada yang terhormat Ir. Soekarno"

Dengan ini berakhirlah PDRI dan awal eksistensi Republik Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun