Mohon tunggu...
Yohanes Harvinda
Yohanes Harvinda Mohon Tunggu... Dosen FPIK UNSOED

Perikanan dan Ilmu Kelautan - Kajian Sosial Ekonomi Pesisir

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menghidupkan Kembali Sungai di Cilopadang, Cilacap: Peran POKMASWAS dalam Restocking Ikan Nilem dan Ketahanan Pangan Desa

3 Agustus 2025   01:10 Diperbarui: 3 Agustus 2025   01:08 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nilem (Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Osteoc_hassel_120127-22799_tsm.JPG)

Ikan Nilem: Gizi Tinggi, Adaptif, dan Bernilai Ekonomi

Ikan Nilem dikenal memiliki kandungan protein hewani yang tinggi, serta kaya akan omega-3 dan vitamin B12. Kandungan gizinya menjadikan ikan ini cocok untuk program peningkatan konsumsi protein di pedesaan. Nilem juga termasuk ikan yang mudah dibudidayakan karena tidak memerlukan pakan pabrikan dan dapat tumbuh di aliran sungai alami.

Lebih dari itu, ikan ini memiliki potensi pasar yang luas, baik sebagai ikan konsumsi langsung maupun bahan baku olahan seperti abon, nugget, atau bakso ikan. Di beberapa desa sekitar, produk olahan berbasis ikan lokal mulai diminati oleh UMKM dan pasar oleh-oleh khas Cilacap dan Banyumas.

Dampak Ekonomi dan Harapan Ke Depan

Restocking bukan hanya soal lingkungan, tapi juga soal ekonomi lokal. Dengan bertambahnya populasi ikan Nilem, nelayan desa punya harapan baru akan hasil tangkapan yang lebih baik. Di sisi lain, muncul peluang kerja sama antara pembudidaya dan pelaku UMKM olahan ikan. Tak hanya produk segar, desa ini bisa memasarkan produk olahan ikan yang memiliki nilai tambah lebih tinggi.

Program ini juga membuka peluang untuk ekowisata sungai, seperti wisata terapi ikan, edukasi konservasi bagi pelajar, atau bahkan wisata minapolitan skala kecil. Sungai yang bersih dan penuh ikan bukan hanya indah, tapi juga menjanjikan kesejahteraan.

Kesimpulan: Pelestarian Berbasis Masyarakat adalah Kunci

Pelatihan dan restocking ikan Nilem di Cilopadang adalah contoh nyata bahwa konservasi dan ketahanan pangan bisa berjalan seiring. Kolaborasi antara masyarakat (POKMASWAS), pemerintah, dan akademisi menjadi kekuatan utama dalam menjaga kelestarian ekosistem air tawar yang mulai terancam.

Harapannya, model ini dapat direplikasi di desa-desa lain yang mengalami permasalahan serupa. Karena pada akhirnya, sungai yang lestari bukan hanya untuk hari ini, tapi untuk generasi yang akan datang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun