Mohon tunggu...
Yohanes Bosco Otto
Yohanes Bosco Otto Mohon Tunggu... Lainnya - PNS Penyuluh Agama Katolik Kantor Kementerian Agama Kota Pangkalpinang Babel

Berbuatlah mulai dari hal kecil

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membangun Harmoni Sosial dalam Terang Agama Katolik

25 Januari 2023   08:09 Diperbarui: 25 Januari 2023   08:24 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketika orang merasa memiliki, maka ia akan terdorong untuk mensharekan kepunyaan/kepemilikan atas benda/harta/hal tertentu (yang mungkin atau yang dapat dibenarkan) untuk orang lain atau dapat dipakai bersama atau dapat dipakai bergantian (kecuali dalam hal-hal yang sungguh bersifat privat dan exclusive). Dalam hal apa kita dapat memiliki bersama? Uang yang dikumpulkan untuk kepentingan bersama, sarana prasarana, kemampuan/kompetensi yang bisa disharekan, dsb.

Proses berikutnya dari berpusat pada Kristus, ialah mengalami kegembiraan dalam ketulusan hati sambil terus menerus memuji dan bersyukur kepada Allah. dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergiliran dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan (bdk ayat 46 dan 47). 

Komunio yang baik mengandaikan adanya ketekunan untuk berkumpul dan bersekutu dengan sehati. Kalau Gereja Perdana bisa melakukannya setiap hari, mungkin zaman sekarang bisa dilakukan per minggu atau per bulan atau per triwulan tergantung kesepakatan dan/atau rencana program yang didesain bersama. Dengan sehati, berarti satu hati, menyatukan hati. Ketika hati disatukan saat berkumpul dan melakukan aktivitas, seperti berekaristi, sharing Injil, berdoa, makan bersama dengan gembira dan tulus hati, maka seluruh anggota komunitas akan mencurahkan seluruh jiwa dan raga pada saat itu. 

Maka bukan tidak mungkin suasana kegembiraan, ketulusan, kedamaian, kerukunan, dan kasih dengan sendirinya tercipta di dalammnya. Tentu saja, komunitas ini sungguh-sungguh membawa sukacita, damai dan kasih bagi seluruh anggotanya, dan bukan tidak mungkin mengalir keluar bagi lingkungan sosial.

Dampak selanjutnya adalah komunitas ini disukai dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan. Jika kehadiran, kiprah atau karya kita semakin menambah jumlah orang yang diselamatkan, berarti kita sudah ikut berpartisipasi dalam karya keselamatan Allah. 

Komunitas Gereja Perdana ini tidak hanya melakukan kegiatan untuk membangun harmoni horisontal - manusia dengan manusia, tetapi atas dorongan Roh Kudus yang begitu kuat, juga dapat mempengaruhi mereka dalam mengembangkan kualitas harmoni vertikalnya dengan Yang Ilahi melalui memuji dan bersyukur kepada Allah atas segala karunia yang dianugerahkan-Nya. Manusia yang seimbang adalah manusia yang tidak hanya terus menerus memohon, tetapi juga terus menerus bersyukur dan memuji Sang Pemberi. 

Ia tidak hanya meminta, kemudian ketika sudah diberi lupa, tetapi berterima kasih, bersyukur dan memuji-muji Allah yang memberi.

Lalu apakah Komunitas Gereja Perdana sebagaimana sudah digambarkan pola hidupnya di atas, hanya bergaung atau eksis dalam komunitasnya sendiri dan bersifat eksklusif? Tidak! Mereka sungguh disukai semua orang. Bukan hanya satu, beberapa atau banyak orang, melainkan semua orang (ayat 47).

Dan ketika orang-orang menyukai komunitas itu, makin banyak orang yang tertarik bergabung di dalamnya. Makanya, jumlah mereka setiap hari bertambah. Jika komunio komunitas masyarakat Katolik terbangun seperti Gereja Perdana ini, maka kita optimis akan hasil yang akan kita petik. Hasil yang dapat kita petik dalam konteks Gereja Keuskupan Pangkalpinang pada khususnya, maupun Gereja Indonesia pada umumnya.

Serta Gereja Universal adalah semakin banyak orang berpartisipasi dalam melaksanakan misi Kristus/Gereja, yakni mewartakan (kerygma), menguduskan (liturgia), membangun komunio (koinonia), melayani (diakonia) dan memberi kesaksian (martyria). Misi Gereja ini hendaknya terwujud dan dialami tidak hanya oleh masyarakat Katolik tetapi juga menjadi terang dan garam bagi dunia. Tuhan memberkati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun