• Kritik Sosial: Melalui kisah Wiro Sableng, Bastian Tito juga menyisipkan
kritik terhadap ketidakadilan, korupsi, dan penyalahgunaan kekuasaan yang
masih relevan hingga kini.
(Keseimbangan Fakta dan Fiksi)
Bastian Tito berhasil menyeimbangkan antara unsur fiksi (fantasi dan ilmu
silat) dengan realitas sosial dan budaya. Hal ini membuat Wiro Sableng tidak hanya
menjadi bacaan hiburan, tetapi juga sarana refleksi dan pembelajaran tentang nilai-
nilai kehidupan. Dengan pendekatan mimetik, novel ini menjadi cermin masyarakat
sekaligus pengingat akan pentingnya menjaga nilai-nilai luhur bangsa di tengah
arus perubahan zaman.
(Penutup)
Wiro Sableng Pendekar Kapak Naga Geni 212 karya Bastian Tito adalah
contoh nyata bagaimana karya sastra dapat menjadi representasi kehidupan nyata
sekaligus media untuk menyampaikan pesan moral, kritik sosial, dan inspirasi
hidup. Melalui pendekatan mimetik, novel ini layak dikaji dan diapresiasi sebagai
salah satu karya sastra Indonesia yang paling berpengaruh dan relevan sepanjang
masa. Pembaca tidak hanya diajak menikmati petualangan dan aksi, tetapi juga
merenungkan makna kehidupan, keadilan, dan persahabatan yang menjadi fondasi
utama dalam membangun masyarakat yang lebih baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI