Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Romansa Kusuma (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Jiwa Melangkah (Bagian 4)

8 April 2021   07:53 Diperbarui: 29 Oktober 2021   12:25 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membuka mata, bangun dari gelap
Menuju fajar, tinggalkan segala mimpi
Menetes air mata, ingat dosa masa muda
Menyesal hati, tentang khilaf yang terjadi
Manusia memang tidak bisa sempurna

Raga melelah
Rambut memutih
Wajah menua
Tangan melemah
Kaki terjatuh

Namun, jiwa tetap hidup
Meski dunia berakhir
Namun, jiwa tetap melangkah
Menuju alam lainnya
Menunggu akhir dari keputusan

Ketika jiwa melangkah
Melayang menembus batas
Bersemayam di keabadian
Raga terkubur sepi
Dilupa dihancur lebur

Yang Maha pemaaf
Mohon ampuni salahku
Yang Maha penuntun
Bimbinglah menuju jalan-Mu
Agar tiada sesal

(Puisi Gus Pras/Yoga Prasetya, pengasuh Organisasi Sastra Matsanewa Malang)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun