Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Romansa Kusuma (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rahasia yang Dijaga Seorang Ibu

4 November 2020   07:42 Diperbarui: 4 November 2020   07:54 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Canva Yoga Prasetya

"Ibu, mengapa Pak Yayak baik terhadap keluarga kita?" tanya Zaskia pada ibunya.
"Suatu saat kamu akan tau, Nak," jawab Bu Holy singkat.

***

Ini kisah tentang keluarga yang dikepalai seorang ibu. Bukan hanya bertukar peran  tetapi merangkap peran. Dengan empat anak perempuan yang jarak usianya berdekatan. Aliya si sulung berumur 15 tahun, Nina dan Nita berumur 14 tahun, sedangkan yang bungsu Zaskia 13 tahun.

Mereka berhenti sekolah karena tak ada biaya dan memutuskan untuk bekerja membantu sang ibu. Aliya dan Zaskia berjualan koran di lampu merah jalan Veteran sedangkan adiknya si kembar Nina dan Nita membantu ibunya berjualan gorengan di samping parkiran Malang Town Square.

Sebelum subuh, mereka telah bangun dan membersihkan rumah kontrakan. Tiada hari santai apalagi liburan. Jika sehari saja tak bekerja, maka lapar dan derita yang akan didapat. Kecuali di hari-hari tertentu karena ada seorang lelaki bernama Pak Yayak yang datang membawa rezeki dan bahagia .

Meski hidup dalam kekurangan harta, mereka tak pernah lupa bersyukur. Bu Holy selalu mengatakan bahwa bersyukurlah karena hidup adalah anugerah. Beruntungnya, anak-anak Bu Holy tumbuh dengan karakter mandiri meski sering digoda untuk ikut Pak Yayak ke Jakarta.

"Sudahlah Bu, anak-anak ikut saya saja. Tak perlu repot jualan koran dan dagang gorengan. Untungnya kan tak seberapa," bujuk Pak Yayak, seorang yang dikenal anak-anak Bu Holy berprofesi sebagai bos pengemis di kota metropolitan.

"Maaf, Pak. Kebetulan usaha kami masih bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari dan membayar uang kontrakan," sahut Bu Holy sopan.

Pak Yayak memang tak pernah bosan mengajak keluarga Bu Holy untuk menjadi pengemis. Sebagai bos, dia sudah punya rumah mewah, bahkan ia punya belasan motor dan lima mobil. Ternyata, mengemis bukan masalah kemiskinan tetapi mental malas bekerja.

Meski demikian, Bu Holy selalu sopan menolak ajakan Pak Yayak. Ia tak mau mencari masalah dengan orang lain. Apalagi sampai melaporkan Pak Yayak pada pihak berwajib. Biarlah semua terkuak seiring berjalannya waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun