Sepasang kata mengalun dalam petikan gitar sang guru. Saling mengisi seperti sedang berkencan secara virtual. Sayang kehangatannya pudar tanpa sentuhan.Â
Bukan sekadar keluhan, hanya merindu masa yang telah berlalu. Aroma kelas dan tumpukan buku berputar-putar dalam memori. Mengajak bicara dari hati ke hati tanpa daring.Â
Suatu masa, sang guru berpapasan dengan murid. Timbul rasa canggung, malu, dan tanya dari mereka. Apakah dia yang selama ini mengajarkan etika dan cinta? Â
Ternyata, kencan itu memang harus menatap, menyatu, dan merasa. Dengan waktu yang berulang agar menjadi terbiasa. Tanpa banyak berteori apalagi berceramah hingga berbusa.
Sang guru mencoba berpikir untuk berinovasi. Namun buntu, semua kembali kepada takdir Sang Penguasa. Sekali lagi, hanya dua kata yang bisa terucap. Ikhlaskan saja!
Yoga Prasetya, Malang, 24 Oktober 2020