Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Romansa Kusuma (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Alegori Cinta, Sejuta Puisi Sang Guru

24 Oktober 2020   07:42 Diperbarui: 24 Oktober 2020   07:48 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen olah pribadi

Sepasang kata mengalun dalam petikan gitar sang guru. Saling mengisi seperti sedang berkencan secara virtual. Sayang kehangatannya pudar tanpa sentuhan. 

Bukan sekadar keluhan, hanya merindu masa yang telah berlalu. Aroma kelas dan tumpukan buku berputar-putar dalam memori. Mengajak bicara dari hati ke hati tanpa daring. 

Suatu masa, sang guru berpapasan dengan murid. Timbul rasa canggung, malu, dan tanya dari mereka. Apakah dia yang selama ini mengajarkan etika dan cinta?  

Ternyata, kencan itu memang harus menatap, menyatu, dan merasa. Dengan waktu yang berulang agar menjadi terbiasa. Tanpa banyak berteori apalagi berceramah hingga berbusa.

Sang guru mencoba berpikir untuk berinovasi. Namun buntu, semua kembali kepada takdir Sang Penguasa. Sekali lagi, hanya dua kata yang bisa terucap. Ikhlaskan saja!

Yoga Prasetya, Malang, 24 Oktober 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun