Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Romansa Kusuma (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Dewa 19, Puisi, dan Doa

1 Oktober 2020   03:38 Diperbarui: 1 Oktober 2020   04:00 875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Canva/Yoga Prasetya

Hidup ini indah
bila aku selalu ada di sisi-Mu
setiap waktu
hingga aku hembuskan napas yang terakhir dan kita pun bertemu
(kutipan lirik lagu "Hidup ini Indah" Dewa 19)

Hampir semua orang Indonesia tahu dengan band Dewa 19, salah satu band Indonesia terbaik sepanjang masa versi Majalah Rolling Stone. Sejak tahun 1992 hingga 2020, lagu mereka tetap dinyanyikan dan diputar oleh khalayak lintas generasi. Apa yang membuat mereka abadi?

Selain musiknya yang khas, ternyata lirik lagunya banyak yang puitis. Coba baca kembali kutipan lirik lagu "Hidup ini Indah". Lagu itu saya dengar pertama kali saat duduk di bangku SMP tahun 2006. 

Awalnya, saya kira lagu itu untuk seorang lawan jenis. Namun, semakin dewasa hingga sekarang menjadi guru saya baru paham, ternyata lirik lagu itu adalah puisi dan doa untuk Tuhan pencipta kehidupan ini. Itulah kelebihan dari Dewa 19 yang liriknya sangat spiritual, universal, dan bersifat puisi.

Puisi adalah gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman hidup dan membangkitkan  tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus.

Kita dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan menggunakan puisi. Mulai dari bahagia, sedih, marah, sabar, kecewa, dan tabah. Bahkan, doa yang kita munajatkan kepada Tuhan begitu puitis, seperti surat Al-fatihah, Ar-Rahman, hingga An-Nas. Sungguh, puisi itu lekat sekali dengan kehidupan kita.

Sebagai penutup dari tulisan ini, saya akan mengutip terjemahan dari surat Ar-Rahman agar kita selalu bersyukur sepanjang waktu.

Allah yang Maha Pengasih

Yang telah mengajarkan Al-Qur'an

Dia menciptakan manusia

Mengajarnya pandai berbicara

Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan

Dan bumi telah dibentangkan-Nya untuk makhluk-Nya

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?


Penulis: Yoga Prasetya, guru MTsN 1 Kota Malang yang pernah menimba ilmu di Situbondo, Pesantren Nurul Jadid Probolinggo, Universitas Jember, dan Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun