Batang-2025, Yoga Pangestu salahsatu mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang berasal dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ini mewujudkan program Bhakti Akademisi kampus dengan membuat bhan ajar digital interaktif berupa E-Book Buku Seni Tari Kelas IV: Mengenal Tari Melalui Cerita Fabel
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi pendidikan, Wordwall hadir sebagai salah satu inovasi digital yang semakin banyak dimanfaatkan oleh para pendidik di tingkat sekolah dasar. Platform ini tidak hanya sekadar media permainan interaktif, tetapi juga telah terbukti mampu membangun lingkungan belajar yang aktif, kolaboratif, dan menyenangkan bagi siswa. Transformasi pembelajaran menuju era digital menuntut guru untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi, dan Wordwall menjadi salah satu solusi efektif yang mengubah cara guru mengelola kelas. Melalui berbagai fitur seperti kuis interaktif, permainan kata, dan teka-teki edukatif, guru dapat mendesain pembelajaran yang menantang sekaligus menyenangkan. Peran guru pun bergeser, dari sekadar penyampai informasi menjadi fasilitator yang memberi ruang bagi siswa untuk aktif berpartisipasi dalam proses belajar.Â
Salah satu keunggulan utama Wordwall adalah kemampuannya menggabungkan unsur game-based learning dengan pendekatan konstruktivis, di mana siswa diajak belajar sambil bermain. Pendekatan ini membuat pembelajaran lebih bermakna karena siswa terlibat secara langsung dalam proses berpikir dan pemecahan masalah. Hasil observasi di beberapa sekolah dasar menunjukkan bahwa penggunaan Wordwall mampu meningkatkan motivasi belajar siswa hingga 85 persen, terutama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam.Â
Selain meningkatkan motivasi, Wordwall juga berperan penting dalam menciptakan interaksi sosial positif antar siswa. Melalui aktivitas kelompok dan kompetisi ringan, siswa belajar berkolaborasi, berkomunikasi, dan berpikir kritis. Interaksi digital semacam ini tidak hanya mempermudah guru dalam melakukan evaluasi pembelajaran, tetapi juga memberi ruang bagi siswa untuk bereksplorasi secara mandiri sesuai gaya belajar masing-masing. Berdasarkan temuan empiris dari sejumlah penelitian pendidikan dasar, penggunaan Wordwall terbukti dapat meningkatkan retensi konsep hingga 70 persen dibanding metode ceramah tradisional. Selain itu, media ini juga membantu guru dalam menerapkan pembelajaran diferensiasi dan menyesuaikan pendekatan dengan kebutuhan individu siswa.Â
Konsep Belajar Tanpa Batas yang diusung melalui Wordwall bukan hanya menggambarkan pemanfaatan teknologi semata, melainkan juga menekankan pentingnya pembelajaran yang fleksibel, inklusif, dan berpusat pada siswa. Dengan integrasi Wordwall dalam proses belajar, guru dapat mengubah setiap sesi pembelajaran menjadi pengalaman digital yang interaktif dan bermakna, bahkan melampaui batas ruang kelas. Implementasi media ini menandai pergeseran paradigma pendidikan dasar menuju era pembelajaran adaptif yang berbasis literasi digital. Wordwall tidak hanya menjadi alat bantu, melainkan bagian integral dari strategi pembelajaran abad ke-21 yang mendorong kolaborasi, kreativitas, dan inovasi di ruang kelas. Melalui pendekatan interaktif yang menyenangkan, Wordwall membantu mewujudkan visi pendidikan masa kini: pembelajaran yang benar-benar tanpa batas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI