Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Kata-Kata Tumpah Dari Kepalaku Berceceran Dan Luber Kemana-Mana Berserakan,Kemudian menjadi kepingan di sudut ruang (yml)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Getsemani; Jalan Sunyi Menuju Golgota #2

13 Maret 2025   00:18 Diperbarui: 13 Maret 2025   00:18 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar ini dibuat menggunakan AI generatif (DALL*E) dan Di edit oleh YM.Lapu

Pembuluh darah kecil di bawah kulit-Nya mulai pecah karena stres yang luar biasa, dan keringat bercampur darah mulai mengalir dari dahi-Nya, jatuh ke tanah yang dingin dan kering.

Ini bukan sekadar rasa takut biasa. Ini adalah beban seluruh dosa dunia yang mulai menghantam-Nya.

Dosa Adam dan Hawa, dosa Kain yang membunuh saudaranya, dosa Daud yang berzinah dan membunuh, dosa bangsa-bangsa yang menyembah berhala, dosa setiap manusia yang pernah hidup dan akan hidup.

Semua itu jatuh ke pundak-Nya.

Setiap kebohongan, setiap pengkhianatan, setiap kekerasan, setiap penghinaan terhadap Allah---semuanya kini melekat pada-Nya seperti belenggu tak kasat mata yang mulai mencekik.

Hati-Nya menjerit.

"Bapa... Aku tak sanggup!"

Untuk pertama kalinya, Yesus---yang selama ini kuat di hadapan badai, yang tenang di hadapan setan, yang penuh kuasa di hadapan penyakit dan kematian---merasa hampir menyerah.

"Jika mungkin, biarlah cawan ini berlalu dari-Ku... Jika mungkin..."

Tetapi sekali lagi, tak ada jawaban.

Hanya keheningan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun