Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Kata-Kata Tumpah Dari Kepalaku Berceceran Dan Luber Kemana-Mana Berserakan,Kemudian menjadi kepingan di sudut ruang (yml)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Getsemani; Jalan Sunyi Menuju Golgota #2

13 Maret 2025   00:18 Diperbarui: 13 Maret 2025   00:18 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar ini dibuat menggunakan AI generatif (DALL*E) dan Di edit oleh YM.Lapu

Peluh Seperti Darah

Yesus masih berlutut di tanah Getsemani, tubuh-Nya menggigil oleh tekanan yang semakin besar. Udara malam begitu pekat, seakan seluruh alam tahu bahwa sesuatu yang dahsyat akan terjadi.

Kegelapan menyelimuti-Nya bukan hanya dari luar, tetapi juga dari dalam. Hati-Nya bergejolak, terbakar oleh ketakutan, kesedihan, dan beban dosa yang mulai menekan diri-Nya.

Di sekitar-Nya, murid-murid tetap terlelap. Mereka tak tahu bahwa dunia sedang berada di ambang kehancuran, dan keselamatannya bergantung pada satu keputusan di taman ini.

Tetapi Yesus tahu.

Malam ini, penderitaan bukan hanya soal salib. Penderitaan dimulai di sini---di dalam jiwa-Nya.

Peluh Seperti Darah -- Penderitaan yang Tak Tertahankan

Tiba-tiba, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya mulai terjadi.

Baca juga: Erosi Eros #2

Yesus merasakan tekanan yang begitu besar, jauh melampaui penderitaan fisik apa pun yang bisa dialami manusia.

****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun